Pemerintah Taiwan tengah mempertimbangkan untuk membuka kesempatan bagi tenaga kerja migran di sektor industri akomodasi/ perhotelan, menjawab desakan keras dari pelaku industri terkait kekurangan tenaga kerja yang mengkhawatirkan.
Kementerian Tenaga Kerja mempertegas bahwa prioritas tetap pada pemenuhan lapangan pekerjaan di dalam negeri. Menurut Wakil Menteri Tenaga Kerja, Chen Ming-ren, pemerintah akan terus mengupayakan peningkatan kesempatan kerja bagi warga negara asli, termasuk kelompok usia lanjut dan perempuan yang ingin kembali bekerja.
Para pelaku usaha dalam industri perhotelan, yang dipimpin oleh Biro Pariwisata Kementerian Transportasi, telah secara berulang kali meminta agar pintu dibuka bagi tenaga kerja migran. Mereka menyoroti kekosongan sekitar 8000 posisi di industri akomodasi di dalam negeri, terutama dalam bidang kebersihan dan layanan kamar.
Sebagai respons terhadap tuntutan ini, diberitakan bahwa Kabinet telah menyetujui rencana ini, dengan harapan kebijakan ini akan diimplementasikan pada bulan November. Meskipun demikian, masih ada sejumlah kekhawatiran yang perlu diatasi, termasuk keefektifan dalam mencocokkan pekerja dengan pekerjaan yang tersedia dan besaran gaji yang memadai.
Kementerian Tenaga Kerja telah menerima laporan dari Biro Pariwisata terkait evaluasi terbuka mengenai peluang bagi tenaga kerja migran di industri akomodasi. Mereka berencana untuk meminta masukan dari para ahli dan akademisi sebelum mengadakan pertemuan untuk membahas lebih lanjut.
Hingga saat ini, belum ada jadwal pasti untuk pertemuan ini, tetapi diharapkan pertemuan ahli dan akademisi dapat diadakan sebelum pertengahan Desember. Semua pihak terlibat sepakat bahwa langkah terdepan adalah memastikan pekerjaan di dalam negeri terpenuhi, sambil tetap mempertimbangkan secara cermat implikasi dari pembukaan peluang bagi tenaga kerja migran di sektor ini.