Suarabmi.co.id – Enam pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan kini menghadapi tuduhan penipuan berat setelah identitas mereka digunakan dalam rangka melakukan penipuan.
Mereka telah menerima surat panggilan dari pengadilan dan diwajibkan hadir dalam persidangan serta membayar tuntutan ganti rugi terkait penipuan yang dituduhkan. Namun, para PMI ini merasa tidak terlibat dalam tindak pidana tersebut.
Menurut Ari Yoga, Ketua Dewan Pimpinan Luar Negeri (DPLN) Forum Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (FPMI), para PMI yang terlibat berasal dari sektor pekerjaan informal, seperti perawat orang tua, dan hanya satu PMI yang bekerja di sektor formal di Yilan.
“Rata-rata PMI yang dilaporkan adalah sektor informal atau perawat orang tua. Hanya satu saja PMI sektor formal di Yilan,” ujar Ari, dikutip suarabmi.co.id dari CNA.
Ari menjelaskan bahwa PMI yang terlibat bekerja di beberapa kota di Taiwan, termasuk Taoyuan, Yilan, Chiayi, Kaohsiung, dan Taichung.
Mereka mengaku pernah meminjamkan dokumen penting seperti ARC, rekening bank, dan kartu ATM kepada teman-teman mereka untuk keperluan tertentu. Tindakan ini, yang pada awalnya dianggap sebagai bantuan, kini justru berujung pada tuduhan penipuan dan pencucian uang.
“Kebanyakan mereka (PMI) tidak menyangka bahwa akan dilaporkan sebagai penipu. Mereka tahunya tiba-tiba dapat surat panggilan. Awalnya juga tidak tahu mengapa dituduh seperti itu. Usut punya usut, akhirnya sadar kalau dulu pernah meminjamkan tabungan dan kartu ATM serta ARC ke teman mereka,” ungkap Ari.
Arif Sulistiyo, Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, juga memberikan peringatan kepada warga negara Indonesia (WNI) di Taiwan agar tidak meminjamkan, menjual, atau menggadaikan rekening maupun dokumen pribadi mereka kepada siapa pun. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan agar tidak terjebak dalam sindikat penipuan. “Jangan meminjamkan, menjual, atau menggadaikan rekening maupun dokumen pribadi kepada siapapun,” tegas Arif.
Arif juga mengingatkan bahwa WNI harus lebih hati-hati terhadap modus penipuan yang sering kali bermula dari hubungan daring dan bisa berujung pada kerugian besar. “Jadi harus hati-hati, bisa diteror dan dikuras habis uang kita,” tambahnya.***
Ikuti Berita Terbaru dan Pilihan Kami
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.







