Suarabmi.co.id – Jumlah pekerja asing yang tidak tercatat di Taiwan telah mencapai 90.000 orang per Januari.
Dari data di atas 51.499 di antaranya berasal dari sektor manufaktur domestik, menurut Kementerian Tenaga Kerja (MOL).
Angka pekerja asing yang melarikan diri dari kontrak kerja terus meningkat, memicu keprihatinan di kalangan pihak berwenang. MOL baru-baru ini menggelar simposium untuk membahas solusi potensial, termasuk kemungkinan melegalkan pekerja asing yang tidak tercatat.
Namun, usulan ini mendapat banyak kritik karena dikhawatirkan bisa mendorong lebih banyak perilaku ilegal, seperti yang dilaporkan oleh TVBS.
Taiwan telah memperbolehkan pekerja asing masuk ke pasar tenaga kerjanya selama lebih dari 30 tahun, dengan jumlah total pekerja asing saat ini melebihi 800.000 orang. Pekerja asing memainkan peran penting dalam industri dan layanan perawatan jangka panjang.
Baca Juga: Turut Berduka, PMI Atas Nama Sulastriningsih Asal Sragen Dinyatakan Meninggal Dunia
Alasan Pekerja Asing Melarikan Diri dari Kontrak
Banyak pekerja asing yang meninggalkan majikan mereka tanpa izin akibat kondisi kerja yang tidak aman atau keterbatasan dalam mobilitas pekerjaan. Pembatasan ini meningkatkan kemungkinan pekerja untuk melarikan diri, memperburuk masalah pekerja asing yang tidak tercatat.
Chen Hsiu-lien, Ketua Asosiasi Pekerja Internasional Taiwan, mengkritik pendekatan pemerintah yang hanya fokus pada penangkapan.
Ia mengatakan, “Solusi pemerintah adalah terus menangkap orang. Namun, jika Anda tidak menangani alasan mengapa mereka pergi, Anda tidak akan menyelesaikan masalah ini.” Dikutip suarabmi.co.id dari Taiwannews.
Baca Juga: Ratusan Pasien di Taipei dan New Taipei Antre Rawat Inap, Ruang Tunggu Penuh Meluber ke Lobi
Permintaan Pekerjaan Ilegal dan Ketimpangan Upah
Kelangkaan tenaga kerja domestik telah memicu permintaan untuk pekerjaan ilegal. Banyak pekerja asing yang meninggalkan pekerjaan kontrak mereka untuk mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan dan tidak sah.
Anggota Control Yuan, Wang Yu-ling, menyoroti ketimpangan upah antara pekerja asing legal dan ilegal.
Ia mencatat bahwa pekerja legal hanya menerima upah pokok dan upah lembur, sementara pekerja ilegal memperoleh gaji berdasarkan permintaan pasar, sering kali menghasilkan tambahan NT$10.000 (US$305) per bulan.
Pemerintah Pertimbangkan Pengampunan Sekali untuk Pekerja Asing Tanpa Catatan
Su Yu-kuo, Kepala Divisi Manajemen Tenaga Kerja Lintas Batas dari Badan Pengembangan Tenaga Kerja MOL, mengatakan bahwa sebagian besar kelompok menentang melegalkan pekerja asing yang tidak tercatat.
Ia menambahkan bahwa mengubah Undang-Undang Layanan Pekerjaan dan Undang-Undang Imigrasi untuk mengakomodasi langkah tersebut akan sangat kompleks.
Kementerian Tenaga Kerja (MOL) menyatakan bahwa mereka masih mengevaluasi solusi yang mungkin, termasuk pemberian pengampunan sekali saja bagi pekerja asing yang tidak tercatat.
Peringatan dari Ahli Mengenai Krisis Kekurangan Tenaga Kerja
Para ahli memperingatkan bahwa Taiwan harus segera mengatasi kekurangan tenaga kerja yang terus berkembang, karena langkah-langkah yang ada untuk mencegah pekerja meninggalkan majikan mereka terbukti tidak efektif. Jika masalah ini tidak ditangani secara serius, dampaknya dapat semakin parah di masa depan.(*)
Ikuti Berita Terbaru dan Pilihan Kami
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.