Kisah inspiratif datang dari Ibu Sutina, seorang mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang berhasil membangun kehidupan baru dari usaha telur asin. Meski awalnya hanya bermodal kecil, kini ia mampu membangun rumah dan membeli kendaraan dari bisnis yang ia rintis setelah pulang dari bekerja di luar negeri.
Awal Mula Membangun Usaha
Setelah bertahun-tahun bekerja sebagai TKW di Arab Saudi, Ibu Sutina kembali ke kampung halamannya di Desa Bacem, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Suaminya meminta agar ia tidak lagi bekerja ke luar negeri, sehingga Sutina sempat bingung memikirkan masa depannya. Namun, kesempatan datang saat seorang teman mengajaknya untuk mencoba usaha membuat telur asin.
“Aku bingung mau kerja apa lagi dengan pengalaman yang hanya sebagai TKW. Lalu ada teman ngajak bikin telur asin, dan aku mau,” kenang Sutina.
Setelah tujuh bulan belajar, Sutina memutuskan untuk memulai usaha telur asin sendiri. Bermodal Rp4 juta, ia memulai bisnisnya meski diliputi keraguan. “Saya pikir, dengan uang segini bisa buat apa ya? Tapi akhirnya saya coba saja usaha,” ungkapnya.
Dengan dukungan suami dan tekad yang kuat, Sutina memproduksi 600 telur asin per minggu dan menjualnya ke pasar-pasar di Blitar. Tidak lama kemudian, ia bertemu dengan seorang mentor, Pak Priadi dari perusahaan Bima Pratama, yang memberikan bimbingan tentang bisnis.
“Apa pun yang kamu lakukan, jujurlah,” pesan dari Pak Priadi yang selalu dipegang teguh oleh Sutina.
Perjalanan Penuh Tantangan
Perjalanan bisnis telur asin ini tentu tidak mudah. Harga telur bebek yang fluktuatif serta persaingan pasar menjadi tantangan tersendiri. Bahkan, ada masa di mana harga telur jatuh hingga Rp800 per butir, membuat keuntungan sangat tipis.
“Dagangan itu memang begitu, kadang kita rugi, kadang untung,” ujar Sutina. Namun, dengan kegigihan dan pengalaman yang ia dapatkan selama bertahun-tahun, Sutina mampu bertahan dan terus mengembangkan usahanya.
Kini, usahanya telah berkembang pesat, memproduksi hingga 10.000 telur asin per hari yang dipasok ke berbagai daerah seperti Surabaya, Madura, hingga ke Kalimantan dan Sulawesi.
Pencapaian dan Dampak Sosial
Kesuksesan Ibu Sutina tidak hanya memberi kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Selain bisa membangun rumah dan membeli kendaraan, ia juga telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang di desanya.
Kisah Ibu Sutina adalah bukti bahwa dengan ketekunan, kegigihan, dan sedikit modal, siapapun bisa meraih kesuksesan dari usaha kecil.