Suarabmi.co.id – Sebelumnya,seorang anak buah kapal (ABK) dari Indonesia dilaporkan meninggal dunia dalam kecelakaan kerja saat bertugas di Pelabuhan Wushi, Kelurahan Toucheng, Yilan, Taiwan.
Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei langsung turun ke lokasi untuk melakukan peninjauan pada Kamis malam, 20 Februari 2025, sesuai dengan informasi yang dirilis oleh KDEI Taipei.
Kronologi Kecelakaan Kerja di Pelabuhan Wushi
Menurut keterangan dari Arif Sulistiyo, Kepala KDEI Taipei, kecelakaan terjadi saat kapal sedang beroperasi untuk menangkap ikan.
“ABK ini terlilit tali ketika proses penangkapan ikan berlangsung. Setelah kejadian tersebut, korban segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, sayangnya, nyawa korban tidak dapat diselamatkan,” jelas Arif.
Proses Pemulangan Jenazah dan Hak-Hak ABK
Arif menambahkan bahwa KDEI sedang menangani proses pemulangan jenazah ke Indonesia.
“Jika semua dokumen telah selesai, kami perkirakan pemulangan bisa dilakukan minggu depan. Saat ini, masih ada beberapa dokumen pengiriman kargo yang perlu diselesaikan,” terangnya melalui pesan singkat, dikutip suarabmi.co.id dari Fokus Taiwan.
Selain itu, KDEI juga membantu mengurus hak-hak almarhum, termasuk asuransi di Taiwan serta perlindungan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS TK) Indonesia.
Kondisi dan Kesejahteraan ABK di Pelabuhan Wushi
Dalam kunjungannya ke Pelabuhan Wushi, Arif berdialog dengan para ABK yang bekerja di sana.
Ia mengungkapkan bahwa sebagian besar hak pekerja telah terpenuhi dengan baik, termasuk gaji yang sesuai standar, cuti, dan fasilitas lainnya.
“Saya sangat senang melihat bagaimana persaudaraan dan solidaritas terjalin erat di komunitas ABK ini. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Indramayu, Pemalang, Tegal, dan Cirebon, tetapi tetap kompak seperti keluarga,” kata Arif.
Namun, Arif juga mencatat adanya beberapa fasilitas yang masih perlu diperbaiki. Salah satu kendala utama yang dihadapi para ABK adalah keterbatasan fasilitas dasar seperti Mandi Cuci Kakus (MCK) dan ketersediaan air panas untuk menghadapi musim dingin.
Baca Juga: Kecelakaan Dua Kapal Nelayan di Jeju: Satu ABK Indonesia Tewas, Dua Masih Hilang
Upaya Perbaikan Fasilitas untuk ABK
“Kami akan segera berkoordinasi dengan otoritas Taiwan untuk menindaklanjuti kekurangan ini dan memenuhi permintaan para ABK,” tegas Arif.
KDEI terus berupaya meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja Indonesia di luar negeri dengan memastikan hak-hak mereka terpenuhi dan lingkungan kerja mereka lebih layak.
Kecelakaan kerja di sektor perikanan masih menjadi perhatian serius, sehingga diharapkan adanya peningkatan standar keselamatan kerja bagi para ABK di masa depan.
KDEI dan pihak terkait akan terus berupaya untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan pekerja Indonesia di Taiwan.(*)
Ikuti Berita Terbaru dan Pilihan Kami
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.