Scroll untuk baca artikel
Internasional

Tawaran Liburan Gratis ke Thailand Berakhir Tragis, 8 Warga Taiwan Dijual ke Kamp Penipuan di Myanmar

×

Tawaran Liburan Gratis ke Thailand Berakhir Tragis, 8 Warga Taiwan Dijual ke Kamp Penipuan di Myanmar

Sebarkan artikel ini

Suarabmi.co.id – Sebanyak 8 warga Taiwan asal Taichung yang awalnya tergiur dengan tawaran paket wisata gratis ke Thailand, kini terjebak dalam sebuah jaringan penipuan internasional.

Setelah tiba di Thailand, mereka semua dipaksa untuk melanjutkan perjalanan ke Myanmar, tempat mereka dijual ke dalam kamp-kamp penipuan yang dikelola oleh sindikat kejahatan.

Dari delapan korban tersebut, tiga di antaranya berhasil kembali ke Taiwan setelah membayar tebusan sebesar NT$300.000 sekitar Rp150 juta.

Menurut laporan RTI yang dikutip suarabmi.co.id, lima orang lainnya yang diduga masih berada dalam cengkeraman sindikat tersebut, belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.

Baca juga: Gempa Dahsyat Beruntun di Myanmar Hancurkan Gedung Lantai 30 di Bangkok Thailand Tanpa Sisa, 8 Tewas dan Puluhan Luka-luka

Perjalanan tragis ini dimulai ketika mereka bergabung dengan sebuah grup wisata yang menawarkan perjalanan gratis ke Thailand. Namun, mereka tidak tahu bahwa pada hari keberangkatan, mereka telah disusupi oleh anggota sindikat penipuan yang mengawal perjalanan mereka.

Setibanya di Thailand, mereka dipaksa melanjutkan perjalanan ke Myanmar, tempat mereka dipisahkan dan disaring berdasarkan kriteria tertentu oleh sindikat tersebut.

Menurut keterangan para korban yang berhasil kembali, situasi di Myanmar sangat mengerikan. Mereka dijaga ketat oleh anggota sindikat, sebagian besar berasal dari Tiongkok, dan diperlakukan dengan kekerasan.

Para korban dipaksa untuk menghubungi keluarga mereka melalui Telegram, mengirimkan foto sebagai bukti dan meminta uang tebusan.

Baca juga: Migran Asal Thailand Masuk Pengadilan Gara-gara Tercyduk Vifis Sembarangan

Dari delapan orang, lima orang yang lebih muda dan dianggap memiliki energi lebih banyak, segera dijual ke kamp-kamp penipuan. Sementara itu, tiga wanita lainnya yang dianggap tidak terlalu “berharga” oleh sindikat, dipaksa untuk menghubungi keluarga mereka guna mengumpulkan uang tebusan.

Dalam kondisi terpaksa dan terancam kekerasan, keluarga mereka pun terpaksa membayar biaya tebusan yang tinggi.

Setelah uang tebusan diterima, ketiga wanita ini dibebaskan dan kembali ke Taiwan, namun tanpa membawa kabar tentang nasib lima orang lainnya.

Kelima korban yang lebih muda, yang dibawa ke markas utama sindikat, dipaksa untuk berpura-pura menjadi ahli investasi cryptocurrency dalam upaya menipu orang asing.

Baca juga: Sedang Mabuk Asmara, Pasangan ini Ditangkap di Thailand karena Ngese*s di Depan Umum

Tak hanya itu, mereka juga dipaksa untuk melakukan penipuan dengan berpura-pura menjadi pasangan sejoli dalam video call.

Satu peristiwa yang mengerikan terjadi ketika seorang korban yang mencoba berkomunikasi secara diam-diam menggunakan ponsel untuk menghubungi pacarnya di Taiwan, dipukuli hingga tak sadarkan diri dan kemudian dikurung dalam ruangan gelap tanpa komunikasi lebih lanjut.

Hingga kini, kelima korban tersebut masih dalam keadaan tidak diketahui dan polisi Taiwan sedang berusaha keras untuk mengungkapkan keberadaan mereka. Kasus ini menjadi peringatan besar akan bahaya di balik tawaran “liburan gratis” yang bisa berakhir dengan tragedi.

Otoritas Taiwan mengimbau agar masyarakat lebih waspada terhadap tawaran perjalanan yang mencurigakan dan selalu berhati-hati dengan pihak yang tidak dikenal.***

Ikuti Berita Terbaru dan Pilihan Kami
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.

==