Menurut laporan media India, India akan menandatangani perjanjian dengan Taiwan pada bulan depan yang akan membuka India sebagai sumber tenaga kerja asing baru. Menteri Tenaga Kerja, Hsu Ming-chun, sebelumnya menyatakan dalam wawancara bahwa perjanjian ini akan ditandatangani pada akhir tahun ini.
Pejabat Departemen Tenaga Kerja mengatakan kemarin bahwa dalam hal mengenai masalah pengenalan sumber tenaga kerja asing baru, ada prosedur yang harus diikuti oleh masing-masing negara. Biasanya, pernyataan resmi atau konfirmasi akan diberikan setelah semua prosedur terkait telah selesai.
Saat ini, Taiwan telah membuka pintu bagi sumber tenaga kerja asing dari negara-negara seperti Vietnam, Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia, dan Mongolia. Jumlah pekerja migran di seluruh negeri mencapai 745.969 orang, dengan Indonesia menjadi negara asal terbanyak dengan 264.391 pekerja.
Namun, Malaysia mengalami penurunan minat pekerja untuk bekerja di luar negeri karena pertumbuhan ekonominya yang pesat, sehingga saat ini hanya ada tiga pekerja migran Malaysia di Taiwan. Mongolia juga menghadapi tantangan karena perbedaan bahasa dan budaya, sehingga minat warga Taiwan untuk menggunakan pekerja migran dari Mongolia lebih rendah.
Dengan populasi India yang mencapai sekitar 1,3 miliar orang dan proyeksi pertumbuhan penduduk selama 50 tahun mendatang, serta tanpa tekanan diplomasi eksternal, Badan Pembangunan Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja Taiwan pernah mengusulkan untuk fokus terlebih dahulu pada enam provinsi di timur laut India, seperti Assam, dan provinsi-provinsi di sekitarnya. Provinsi-provinsi ini memiliki mayoritas penduduk yang beragama Kristen dan berbicara bahasa Inggris dengan lancar.
Yeh Dar, Ketua Asosiasi Taipei-India, juga telah mengungkapkan bahwa kedua negara sedang berunding mengenai memorandum kerja sama dalam berbagai bidang, termasuk tenaga kerja migran dan pengobatan tradisional. Hal ini menunjukkan bahwa kedua negara ini sedang menuju arah yang positif, dan India dan Taiwan masih memiliki potensi yang besar untuk pengembangan lebih lanjut, terutama dalam hal investasi ekonomi, perdagangan, dan tenaga kerja migran.