Suarabmi.co.id — Meskipun tren penyebaran COVID-19 di Taiwan menunjukkan penurunan, angka kematian justru mencatat lonjakan tertinggi dalam satu pekan sepanjang tahun ini.
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan melaporkan sebanyak 38 kematian akibat COVID-19 terjadi selama periode 8 hingga 14 Juni 2025, termasuk satu kasus tragis yang melibatkan seorang pria muda berusia 20-an.
Dalam konferensi pers pada Selasa, 17 Juni, Direktur Pusat Intelijen Epidemi CDC, Kuo Hung-wei, menyampaikan bahwa Taiwan saat ini masih berada dalam fase “plateau” pandemi.
Baca juga: Lonjakan Kasus COVID-19 di Taiwan, Taichung Catat 105 Kasus Berat Tertinggi
Jumlah kunjungan pasien ke fasilitas medis selama periode tersebut tercatat sebanyak 66.951 kasus, turun 6,2 persen dibandingkan pekan sebelumnya.
Meski demikian, jumlah kasus berat dan fatalitas masih tinggi. Sebanyak 144 pasien mengalami komplikasi serius, dan 38 di antaranya meninggal dunia. Angka ini menjadi jumlah kematian tertinggi yang tercatat dalam satu minggu selama 2025.
Salah satu korban meninggal adalah seorang pria muda, yang kini tercatat sebagai pasien termuda yang meninggal akibat COVID-19 di Taiwan tahun ini. Menurut dokter CDC Lin Yung-ching (林詠青), pria tersebut tidak memiliki penyakit kronis yang diketahui, namun memiliki riwayat meningitis saat kecil.
“Gejala awal seperti demam dan muntah muncul akhir Mei, namun kondisinya tidak membaik meskipun telah berobat ke klinik dan rumah sakit,” ujar Lin dalam penjelasannya, dikutip Suara BMI dari CNA.
Ia menambahkan, meskipun pasien telah menerima tiga dosis vaksin pada tahun 2022, ia belum mendapatkan vaksin COVID-19 terbaru jenis JN.1. Setelah dirawat inap, pasien menunjukkan gejala lanjutan seperti lemas dan mengantuk.
Pemeriksaan medis mengungkap adanya infeksi sistem saraf pusat dan ia didiagnosis menderita COVID-19 dengan komplikasi ensefalitis.
“Meski telah dirawat secara intensif di instalasi rawat intensif, kondisi pasien memburuk dengan gagal fungsi ginjal dan pembekuan darah, hingga akhirnya meninggal dunia pada awal Juni, dua pekan setelah timbul gejala,” lanjut Lin.
Baca juga: Libur Panjang Festival Perahu Naga, CDC Taiwan Ingatkan Potensi Lonjakan COVID-19!
Sementara itu, juru bicara CDC Lo Yi-chun (羅一鈞) memperkirakan bahwa pandemi masih akan berlangsung setidaknya hingga minggu pertama Agustus. Ia memproyeksikan sekitar 420.000 orang akan mencari layanan medis terkait infeksi COVID-19 dalam periode 25 Mei hingga awal Agustus.
Terkait vaksinasi, Lo menyampaikan bahwa cakupan vaksin JN.1 secara nasional masih relatif rendah. Hingga saat ini, vaksin tersebut telah diberikan sebanyak 2.353.000 dosis, dengan tingkat cakupan nasional sebesar 9,48 persen.
Di kalangan lansia berusia 65 tahun ke atas, cakupan dosis pertama mencapai 19,56 persen, namun dosis kedua baru mencapai 1,98 persen.
Mayoritas kasus berat dan kematian terjadi pada mereka yang belum menerima vaksin JN.1, jelas CDC. Pihaknya pun kembali mengimbau warga lanjut usia dan kelompok rentan lainnya agar segera mendapatkan dosis kedua, khususnya jika telah lebih dari 60 hari sejak vaksinasi pertama.***
Ikuti Berita Terbaru dan Pilihan Kami
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.







