Kejadian mengejutkan menimpa Aya, seorang pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Miaoli, Taiwan. Saat sedang memasak untuk majikannya pada Jumat (6/9), Aya tiba-tiba digigit seekor ular berbisa yang menyerang kakinya. Insiden ini hampir berakhir tragis, dengan ancaman amputasi jika racun menyebar.
Aya bercerita bahwa saat itu sekitar pukul 11.30, ia sedang mempersiapkan makan siang ketika seekor ular berwarna hitam keabuan menggigit jari telunjuk kaki kirinya. “Saya kaget dan langsung panik,” tuturnya. Dalam kondisi syok, Aya langsung menelepon majikannya dan meminta bantuan tetangga, karena ia hanya menjaga orang tua di rumah tersebut.
Ambulans tiba 15 menit kemudian, dan Aya segera dibawa ke rumah sakit. Di sana, dokter menyatakan bahwa ular yang menggigitnya adalah jenis kobra beracun. Selama tiga hari, Aya dirawat intensif di Unit Gawat Darurat (UGD) untuk memastikan racun tidak menyebar. Dokter sempat memperingatkan bahwa jika dalam dua hari kakinya menghitam, amputasi dari lutut hingga telapak kaki harus dilakukan.
Beruntung, pada hari Senin, dokter menyatakan bahwa racun tidak menyebar sehingga amputasi tidak diperlukan. Aya menjalani perawatan lanjutan untuk menghilangkan racun, meredakan infeksi, dan menyembuhkan jari kakinya yang sempat menghitam akibat gigitan tersebut.
Selama masa perawatan, Aya mengungkapkan bahwa majikannya sangat bertanggung jawab. “Majikan saya berjanji akan menanggung seluruh biaya pengobatan tanpa memotong gaji saya,” kata Aya. Ia juga mendapat kunjungan dari perwakilan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) dan diminta untuk mengajukan klaim kecelakaan kerja melalui BPJS Ketenagakerjaan yang aktif di Taiwan.
Peristiwa ini menjadi pengingat betapa rentannya para pekerja migran terhadap kecelakaan kerja. Aya kini masih dirawat di rumah sakit Da Chien Health Medical System di Miaoli, dan ia berharap segera pulih sepenuhnya.