Suarabmi.co.id – Tujuh pekerja migran Indonesia (PMI) asal Lombok, NTB, kehilangan nyawa dalam kecelakaan tragis yang terjadi di Serawak, Malaysia.
Hingga kini, jenazah mereka masih tertahan di Malaysia. Kepergian mereka tidak hanya penuh penderitaan, tetapi juga dibebani dengan utang.
Bahkan, untuk memulangkan jenazah mereka, keluarga tetap diminta uang sebagai biaya pemulangan yang tinggi.
Sebagian besar dari mereka berangkat menggunakan uang pinjaman, dan akhirnya, malang tak dapat ditolak, mereka justru meninggal dalam kondisi mengenaskan.
Baca juga: Kapal Perikanan Terbalik di Penghu! Seorang PMI Terluka Parah, Begini Kondisinya
Salah satu keluarga yang terlibat, Nurul Hidayah, istri dari Sarapudin, salah satu korban, mengungkapkan kesedihannya.
“Saya minta bantuan kepada pemerintah agar suami saya bisa segera dipulangkan. Saya tidak punya uang. Bahkan kemarin saya terpaksa meminjam uang,” ujar Nurul pada Selasa, 26 November 2024, dikutip Suarabmi dari Detik.
Menurut Nurul, ini adalah keberangkatan kelima suaminya ke Malaysia, namun kali ini ia memilih jalur ilegal, berbeda dengan sebelumnya yang melalui prosedur resmi.
Keberangkatan tersebut menghabiskan biaya sekitar Rp 7,5 juta yang ia pinjam untuk membiayai perjalanan suaminya dari Lombok hingga Malaysia.
Baca juga: Terkuak Alasan Pria Cina Ini Nekat Ingin Bundir Bawa 3 Anaknya, Ealah Masalahnya. . .
“Suami saya terbang dari Bandara Internasional Lombok, transit di Surabaya, dan akhirnya tiba di Pontianak sebelum bertemu dengan tekong yang akan memberangkatkannya ke Malaysia,” jelas Nurul.
Namun, tekong yang dimaksud, yang juga menjadi korban kecelakaan, tidak begitu jelas identitasnya.
Di sisi lain, Eka Fauziah, istri dari Agus Mulyadi, yang juga merupakan salah satu korban kecelakaan, mengungkapkan harapannya agar jenazah suaminya segera dipulangkan.
Namun, agen di Malaysia memberitahunya bahwa proses pemulangan jenazah memerlukan biaya yang sangat besar, antara Rp 11 juta hingga Rp 30 juta.
Baca juga: Sambil Gendong 3 Anaknya, Pria Ini Lakukan Aksi Percobaan Bundir! Videonya Viral
“Saya tidak punya uang sebanyak itu. Dari mana saya bisa mendapatkan uang sebesar itu?” ujar Eka dengan penuh kepasrahan.
Eka juga bercerita bahwa ia mengetahui kecelakaan yang menimpa suaminya melalui informasi yang diterima dari polisi Malaysia. Meskipun awalnya tidak percaya, ia akhirnya yakin setelah melihat pemberitaan yang mengonfirmasi kejadian tersebut.
“Saya pertama kali diberitahu polisi sekitar jam 9 pagi. Mereka memberi tahu saya bahwa suami saya mengalami kecelakaan, tapi ketika saya coba telepon, tidak diangkat,” cerita Eka.
Baca juga: Bayar 4,5 Juta Demi jadi TKI Ilegal ke Negeri Jiran, 41 Orang Disikat Polres Nunukan
Agus, suami Eka, sudah empat kali berangkat ke Malaysia, dan semua keberangkatan tersebut dilakukan melalui jalur ilegal. Keberangkatan terakhirnya ke Malaysia Timur terjadi setelah ia sempat pulang ke Lombok selama empat bulan.
Eka mengungkapkan bahwa Agus selalu berangkat demi mencari nafkah, meskipun harus menempuh jalur gelap.
Kecelakaan maut ini terjadi pada Kamis, 21 November 2024, ketika mobil yang ditumpangi para pekerja migran tersebut menabrak kendaraan lain.
Tujuh PMI tersebut diduga menghindari razia polisi karena tidak memiliki dokumen yang sah untuk bekerja di Malaysia.***