Suarabmi.co.id– Badan Meteorologi Jepang memperkirakan gelombang udara dingin ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah negara tersebut hingga Minggu, 9 Februari 2025.
Bahkan, daerah dataran rendah di kawasan Kinki dan Tokai, yang biasanya jarang mengalami salju, diprediksi akan diguyur hujan salju lebat.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan gangguan transportasi dan berbagai dampak lainnya bagi termasuk kesehatan termasuk serangan shimoyake.
Shimoyake adalah kondisi peradangan kulit akibat paparan suhu dingin dan kelembaban tinggi dalam waktu lama.
Kondisi ini sering terjadi di musim dingin, terutama di daerah beriklim dingin seperti Jepang, Korea, dan negara-negara Eropa.
Shimoyake mirip dengan chilblains, yaitu gangguan sirkulasi darah ringan yang menyebabkan kulit memerah, membengkak, dan terasa gatal atau nyeri.
Penyebab Shimoyake
Shimoyake terjadi ketika tubuh terkena suhu dingin dalam waktu lama, menyebabkan pembuluh darah menyempit.
Dilansir suarabmi.co.id dari berbagai sumber, saat tubuh kembali hangat, pembuluh darah melebar dengan cepat, memicu peradangan dan gangguan sirkulasi darah di area kulit tertentu. Faktor yang meningkatkan risiko shimoyake meliputi:
- Paparan suhu dingin dan kelembaban tinggi
- Sirkulasi darah yang buruk
- Penggunaan pakaian yang tidak cukup hangat
- Perubahan suhu yang tiba-tiba
Baca Juga: Waspada Penipuan! SP2T Hanya untuk Penempatan Pekerja Migran ke Taiwan
Gejala Shimoyake
Shimoyake biasanya menyerang jari tangan, jari kaki, hidung, telinga, dan tumit. Gejala yang muncul antara lain:
- Kulit kemerahan atau keunguan
- Bengkak dan gatal
- Sensasi terbakar atau kesemutan
- Nyeri di area yang terkena
- Dalam beberapa kasus, lepuh kecil dapat muncul dan berisiko infeksi jika tidak ditangani dengan baik
Cara Mencegah Shimoyake
Untuk menghindari shimoyake, langkah-langkah berikut dapat dilakukan:
- Gunakan pakaian hangat, terutama sarung tangan, kaus kaki tebal, dan penutup telinga
- Jaga kulit tetap kering dan hindari kelembaban berlebih
- Hindari perubahan suhu yang tiba-tiba, terutama saat berpindah dari suhu dingin ke tempat yang lebih hangat
- Gunakan pelembap kulit untuk mencegah kekeringan
- Konsumsi makanan bergizi untuk menjaga sirkulasi darah tetap optimal
Cara Mengobati Shimoyake
Jika mengalami shimoyake, lakukan perawatan berikut untuk mempercepat pemulihan:
- Hangatkan area yang terkena secara perlahan dengan air hangat (bukan panas)
- Gunakan krim antiinflamasi atau pelembap untuk meredakan iritasi
- Pijat ringan area yang terkena untuk meningkatkan aliran darah
- Hindari menggaruk kulit yang terkena shimoyake agar tidak terjadi luka atau infeksi
- Jika gejala semakin parah atau tidak membaik dalam 2-3 minggu, segera konsultasikan ke dokter
Shimoyake vs Frostbite: Apa Bedanya?
Banyak yang mengira shimoyake sama dengan frostbite (radang beku), padahal keduanya berbeda.
Frostbite lebih parah karena terjadi pembekuan jaringan yang bisa menyebabkan kerusakan permanen, sedangkan shimoyake hanya menyebabkan peradangan ringan dan bisa sembuh sendiri.
Shimoyake mungkin terdengar sepele, tetapi jika tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan ketidaknyamanan dan komplikasi serius.
Dengan menjaga tubuh tetap hangat, menghindari kelembaban berlebih, dan melakukan perawatan yang tepat, shimoyake bisa dicegah dan diatasi dengan mudah. Jika gejala semakin parah, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.***
Ikuti Berita Terbaru dan Pilihan Kami
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.