Suarabmi.co.id – Seorang TKI baru-baru ini mengalami masalah kesehatan yang serius dan harus dikeluarkan dari tempat kerjanya di Hongkong.
Kisah ini bermula ketika seorang narasumber yang dirahasiakan namanya, ia baru saja memulai pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga namun mengalami reaksi alergi parah setelah tiga hari bekerja.
Menurut cerita yang disampaikan melalui channel Youtube Yuni TKW Hongkong pada Sabtu, 27 Juli 2024, TKI tersebut tiba di negara tujuan pada tanggal 12 bulan Juli ini dan segera memulai pekerjaannya.
Baca juga: Jelas Penipuan, Biaya Keberangkatan TKI ke Taiwan Capai Rp 100 Juta PMI Ini Sudah Tekor Duluan
Namun, setelah tiga hari, ia mulai merasakan gatal-gatal di sekujur tubuhnya. Hal ini menjadi masalah besar ketika majikan merasa tidak nyaman dan memutuskan untuk mengakhiri kontraknya lebih awal.
Majikan meminta TKI tersebut untuk meninggalkan rumah dan kembali ke tempat penampungan, sementara barang-barangnya, termasuk ponsel, tetap berada di rumah majikan.
Akibatnya, pekerja tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan keluarganya dan harus meminjam ponsel dari sesama pekerja di penampungan.
Baca juga: TKW di Hongkong Curhat Sambil Nangis, Yatim Piatu Terlilit Utang Suami Nikah Lagi
Situasi semakin rumit karena TKI tersebut tidak berani bertanya atau mengajukan keluhan karena ia baru dalam pekerjaan dan masih berusaha beradaptasi.
Ketidakmampuan untuk mengakses barang-barangnya dan komunikasi yang terbatas memperburuk keadaan, dan adiknya terpaksa meminta bantuan dari keluarganya untuk membeli kebutuhan dasar seperti pembalut.
TKI tersebut merasa kesulitan dalam menangani situasi ini, terutama karena tidak adanya dukungan dari agen yang seharusnya membantu dalam proses pemulangan barang dan penyelesaian masalah.
Baca juga: Ingat Cerita Rospeni? TKI Durhaka Maling Perhiasan Artis Hongkong, Semoga tidak Terjadi Lagi
Mereka menganggap bahwa majikan mungkin merasa khawatir tentang penularan penyakit, meskipun kondisi pekerja tersebut adalah akibat dari reaksi alergi.
Lebih lanjut lagi mengingatkan agar setiap pekerja rumah tangga yang mengalami masalah serupa untuk bersabar dan berharap agar pihak majikan memenuhi hak-hak pekerja sesuai peraturan.
Ia juga menyarankan agar agen lebih responsif dalam membantu pekerja yang menghadapi situasi darurat seperti ini.***