Suarabmi.co.id – Dua Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jembrana, Bali, baru-baru ini meninggal dunia saat bekerja di luar negeri.
Kedua PMI tersebut adalah Ni Putu Kariani (44) yang meninggal di Turki pada 14 Desember 2024 dan I Ketut Ardika Yasa (26) yang meninggal akibat serangan jantung saat berlayar pada 23 November 2024.
Ni Putu Kariani dilaporkan meninggal dunia setelah menderita sakit sejak Agustus 2024. Proses pemulangan jenazah sempat terhambat lantaran pihak perusahaan tempat Kariani bekerja tidak mampu menanggung biaya pemulangan, setelah sebelumnya mengeluarkan biaya besar untuk pengobatan.
Hal ini diungkapkan oleh Kabid Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja (P3T) Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerperin) Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Arimbawa, yang menjelaskan bahwa pemulangan Kariani telah diajukan sejak Oktober 2024.
“Proses pemulangan almarhumah penuh dengan liku, mengingat pihak perusahaan tidak sanggup lagi membiayai pemulangan karena telah menanggung biaya pengobatan yang cukup besar sebelumnya,” ujar Agus Arimbawa pada Jumat, 27 Desember 2024.
Beruntung, berkat bantuan relawan dan Satgas PMI di Turki, dana sebesar USD 4.500 terkumpul untuk memulangkan jenazah Kariani.
“Astungkara berkat bantuan semua pihak, almarhumah dapat dipulangkan,” tambah Agus, dikutip suarabmi.co.id dari Kompas.
Baca Juga: Gempar! TKI Magang di Jepang Lahirkan Bayi di Toilet, Ada Dugaan Bayi Langsung di. . . ..
Jenazah Kariani tiba di Bandara Ngurah Rai, Bali, pada Sabtu, 28 Desember 2024, dan diserahterimakan kepada keluarga pada Minggu, 29 Desember 2024.
Suasana duka pun menyelimuti rumah duka di Banjar Taman, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana. Kariani meninggalkan empat anak yang akan melaksanakan pengabenan pada 2 Januari mendatang.
Sementara itu, I Ketut Ardika Yasa, seorang PMI asal Jembrana lainnya, meninggal dunia pada 23 November 2024 akibat serangan jantung saat berlayar di kapal pesiar.
Baca Juga: Omongan Pak Karding Ini Emang Nyata Dialami Banyak TKI, Kerja Susah Payah sampai Rumah Tetap Kismin
Ardika, yang telah bekerja di kapal pesiar sejak 2021, menjadi tulang punggung keluarga.
“Dia mengalami serangan jantung saat berlayar pada 23 November 2024 dan dinyatakan meninggal dunia,” ujar Agus Arimbawa.
Pada hari sebelum kejadian, Ardika sempat melakukan panggilan video dengan istrinya tanpa menunjukkan tanda-tanda sakit. Keluarga sangat terkejut dengan kabar duka tersebut keesokan harinya.
Proses pemulangan jenazah Ardika melibatkan investigasi di pelabuhan terdekat, serta koordinasi antara pihak agen di Miami, pemerintah, dan keluarga di Jembrana.
Jenazah Ardika tiba di Bali pada 20 Desember 2024 dan dimakamkan di kampung halamannya, Banjar Sari Kuning, Desa Tukadaya.
Pemerintah Kabupaten Jembrana turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas kepergian kedua PMI tersebut.
Kepergian mereka meninggalkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga dan masyarakat setempat.***