Kabar Indo

Mantan TKI Ceritakan Kondisi Memprihatinkan di Penampungannya, Tidur Depan Toilet dan Makan Secuil Tempe

×

Mantan TKI Ceritakan Kondisi Memprihatinkan di Penampungannya, Tidur Depan Toilet dan Makan Secuil Tempe

Sebarkan artikel ini

Suarabmi.co.id Pengalaman pahit yang dialami oleh Nuryati Solapari (45), seorang mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI), saat berada di penampungan TKI di Tapos, Kabupaten Bogor.

Ia mengungkapkan betapa sulitnya kehidupan para calon TKI pada masa itu, tepatnya tahun 1998. Menurut Nuryati, fasilitas di penampungan tersebut sangat tidak layak, jauh dari harapan.

“Saat itu saya merasa seperti terjepit. Orang-orang sudah seperti pindang. Saya sampai menangis, memohon agar kondisi ini segera berakhir,” kenangnya, dikutip suarabmi.co.id dari Kompas.

Baca juga: Alhamdulillah, 6 Rekan PMI Asal Sukabumi Korban TPPO telah Kembali ke Tanah Air!

Ruangan yang sempit itu dipenuhi banyak orang, membuat Nuryati terpaksa tidur di depan toilet, meskipun kasur tersedia.

Selain itu, keterbatasan makanan juga menjadi masalah utama di penampungan. Porsi makanan yang diberikan tidak mencukupi kebutuhan gizi para calon TKI.

“Makanan dari perusahaan itu nasinya banyak, tapi lauknya sangat sedikit. Tempe sebesar jari kelingking dan tiga potong kacang panjang, itu yang kami dapatkan,” ujarnya dengan kecewa.

Baca juga: Sudah Sebulan Kapal Geoumseongsusan 135 Tenggelam, Hingga saat ini 2 WNI Masih Belum Ditemukan

Meskipun harus menghadapi kondisi yang sangat terbatas, Nuryati tetap semangat untuk mewujudkan cita-citanya.

Saat itu, ia baru lulus SMA dan memutuskan untuk menjadi TKI guna mengumpulkan biaya kuliah. Meski kondisi sekitar tidak mendukung, ia tetap membawa buku pelajaran matematika, kimia, dan bahasa Indonesia, yang ia baca setiap kali ada waktu luang.

“Teman-teman di penampungan sering mengejek saya, mereka bilang saya ribet bawa buku banyak-banyak kalau hanya jadi pembantu. Tapi saya tetap belajar karena saya ingin kuliah,” jelas Nuryati mengenang ejekan yang sering dia terima.

Baca juga: Pernah Dibelikan Majikan Alkitab Berbahasa Indonesia, TKW Taiwan Ini Ungkap Kebenarannya

Selain fasilitas yang buruk, Nuryati juga menceritakan prosedur administrasi yang merendahkan martabat. Ia diminta untuk mengubah latar belakang pendidikannya menjadi lulusan SD agar bisa diberangkatkan sebagai TKI.

“Di Imigrasi saya diminta mengaku lulusan SD. Saya berpikir, bagaimana mungkin orang yang lulus SMA harus mengaku sebagai lulusan SD?” ungkap Nuryati dengan rasa kecewa.

Meskipun menghadapi perlakuan yang tak manusiawi, Nuryati tetap tidak menyerah. Ia akhirnya diberangkatkan ke Tabuk, Arab Saudi, di mana ia mulai membangun masa depannya yang lebih baik.***

==

Heeee... bukan di copy caranya, di share...

SUWUN