Suarabmi.co.id – Laporan yang masuk ke Polres Kepanjen mengenai tuduhan bobol rumah oleh seorang menantu perempuan berujung pada terungkapnya konflik rumah tangga yang mendalam dalam keluarga tersebut.
Kholipah, seorang mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang baru saja pulang dari Singapura, merasa sangat kecewa dengan tuduhan yang ditujukan padanya.
Menurut Kholipah, ia tidak membobol rumah mertuanya, melainkan hanya mengambil barang-barang yang sudah menjadi haknya sebagai hasil jerih payahnya selama bekerja di luar negeri.
Kholipah mengungkapkan bahwa rumah yang disebutkan dalam laporan polisi itu juga merupakan tempat tinggalnya bersama suami, Hendra.
Baca juga: Pengemudi Mabuk Menabrak Tiang Listrik di Taichung, Mobil Hancur Total
Namun, rumah tangga mereka sudah terancam karena suaminya diduga berselingkuh dan terlibat dalam judi online selama ia bekerja di luar negeri. Kholipah juga tercatat dalam daftar Kartu Keluarga rumah tersebut.
Dalam laporan Jatimsatunews yang dilansir Suara BMI, setelah kembali ke Indonesia pada 29 November 2024, Kholipah mendapati bahwa suaminya berselingkuh dan berencana menikahi wanita lain. Merasa dikhianati setelah bertahun-tahun bekerja keras, Kholipah akhirnya memutuskan untuk bercerai dan mengambil barang-barangnya yang ia miliki di rumah tersebut.
Kholipah mengatakan, “Saya kerja di luar negeri capek, tapi semuanya habis digunakan suami untuk hobby barunya judi online dan juga selingkuhannya.”
Ia mengungkapkan bahwa meskipun sudah memberi tahu suaminya tentang kedatangannya pada 30 November dan niatnya untuk mengambil barang-barang, saat ia sampai di rumah, pintu rumah sudah dikunci dan dipalang kayu.
Karena tidak bisa masuk, Kholipah meminta bantuan dari keponakannya, Muhammad Adi Setyawan, dan beberapa orang lain untuk mendobrak pintu dan mengambil barang-barangnya, yang di antaranya adalah sound system, speaker, serta sepeda motor trail yang sudah diletakkan di luar rumah.
Namun, saat memasuki rumah, Kholipah menemukan bahwa beberapa barang berharga miliknya hilang, seperti empat sepeda motor, sertifikat tanah, BPKB kendaraan, buku tabungan, perhiasan mahar nikah, serta uang tabungan anak-anaknya yang disimpan oleh suaminya.
Menanggapi tuduhan bahwa ia membobol rumah, Kholipah dengan tegas membantahnya. Ia menyatakan bahwa barang-barang yang ia ambil adalah hasil kerja kerasnya sendiri selama bertahun-tahun bekerja di luar negeri.
“Saya punya bukti pembelian barang-barang itu di teman-teman saya di Hong Kong, Taiwan, juga Singapura. Jadi laporan mereka ke polisi tidak benar,” ujar Kholipah.
Dalam mediasi yang dilakukan di desa pada 11 Desember 2024, disepakati bahwa suaminya, Hendra, harus mengembalikan barang-barang yang disembunyikan dalam waktu tujuh hari dan mengembalikan uang sebesar Rp 750 juta yang merupakan hasil kerja keras Kholipah selama bertahun-tahun.
Baca juga: Geger di Stasiun Kereta Taiwan, Seorang Wanita Goreng Dumpling dengan Panci Listrik
Selain itu, sengketa terkait kepemilikan rumah juga muncul. Kholipah menyebutkan bahwa rumah tersebut dibangun dengan hasil jerih payahnya, termasuk uang yang digunakan untuk renovasi pada tahun 2018-2019.
Ia mengungkapkan bahwa suaminya dan mertuanya sempat menjanjikan bahwa rumah tersebut akan dipindahkan atas nama mereka berdua. Namun, pada kenyataannya, rumah tersebut terdaftar atas nama Hendra dan ibunya, Rianah, tanpa sepengetahuannya.
Kholipah mengatakan, “Saya bayar Rp 12 juta untuk urusan notaris, yang mana notaris itu adalah kenalan dari teman suami saya yaitu Cak Sulis, ternyata namanya atas nama suami saya Hendra dan ibunya Rianah, saya sendiri tidak ikut tanda tangan apa-apa yang mestinya saya ikut.”
Terkait izin untuk mengambil barang, Kholipah mengaku telah menghubungi istri Ketua RW saat itu, Susi, karena ketua RW yang lama, Pak Iswandi, tidak berada di rumah. Namun, setelah kejadian tersebut, Kholipah justru dilaporkan ke polisi atas tuduhan pembobolan rumah oleh mertuanya.
Baca juga: Pembunuhan Berantai Menghantui Kaohsiung, Total 62 Potongan Tubuh Ditemukan
Istri Ketua RW yang baru, Akmarina, mengonfirmasi bahwa warga sekitar sempat melaporkan kejadian itu. “Tetangga saya, Su’ar, datang ke rumah dan bilang bahwa rumah Bu Nah (Rianah) sedang diambil barangnya oleh Kholipah,” ungkap Akmarina.
Namun, Kholipah merasa bingung mengapa dalam laporan polisi, nama suaminya dan mertuanya dicantumkan, sementara saksi lain seperti Su’ar dan Ketua RW sebelumnya tidak dimasukkan dalam laporan tersebut.
Kholipah mengaku baru mengetahui bahwa dirinya dilaporkan ke polisi melalui pemberitaan media online dan merasa perlu memberikan klarifikasi terhadap tuduhan tersebut.
Saat ini, kasus ini masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian, dan belum ada tindak lanjut lebih lanjut terkait laporan yang dibuat oleh Rianah, ibu kandung Hendra.***
Ikuti Berita Terbaru dan Pilihan Kami
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.