Suarabmi.co.id – Cuaca dingin yang melanda Taiwan belakangan ini telah menyebabkan penurunan suhu drastic.
Suhu terendah mencapai 11°C-13°C di wilayah barat dan timur laut Taiwan sejak Rabu malam 18 Desember hingga Kamis pagi 19 Desember. Dampak cuaca ekstrem ini sangat terasa.
Dalam laporan RTI yang dikutip Suarabmi, dalam kurun waktu tiga hari (15-17 Desember), terdapat 126 kasus Out-of-Hospital Cardiac Arrest (OHCA) yang dilarikan ke rumah sakit.
Baca juga: Pamer Dapat Rp10 Juta dan Fasilitas Spesial, WNI Hamil di Jepang Bikin Iri!
Banyak warga Taiwan yang mengenakan jaket tebal, topi, dan masker untuk melindungi diri dari suhu dingin yang memuncak, khawatir akan terkena flu atau penyakit akibat cuaca ekstrem.
Peringatan suhu rendah dikeluarkan dengan status oranye (sangat dingin) untuk Kota Taipei, New Taipei, dan Keelung, serta status kuning untuk beberapa wilayah lainnya.
Kelompok berisiko tinggi, seperti lansia dan penderita penyakit jantung, lebih rentan terhadap bahaya cuaca dingin ini.
Baca juga: Hamil Anak Majikan Arab setelah 2 Tahun Bekerja, TKW Ini Dipaksa Pulang dan Tak Dinikahkan
Pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Taiwan juga turut merasakan dampaknya, terutama mereka yang bekerja di luar ruangan.
Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor manufaktur atau konstruksi yang menuntut mereka berada di luar ruangan dalam cuaca dingin, yang berpotensi memperburuk kondisi kesehatan.
Dinas Pemadam Kebakaran Taiwan mengimbau masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan lansia dan mereka yang memiliki penyakit kronis.
Pemerintah juga menyarankan agar semua orang menjaga tubuh tetap hangat dan menghindari keluar rumah jika tidak mendesak.***