Suarabmi.co.id – Seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Desa Pendem, Kecamatan Janapria, bernama Ahmad Rifai, mengalami nasib tragis.
Pria yang bekerja sebagai mandor di perkebunan sawit di Malaysia ini tewas di tangan anak buahnya sendiri. Ia ditikam menggunakan senjata tajam (sajam) oleh salah satu rekannya yang diduga berasal dari Bugis Makassar.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu 15 Desember, setelah korban yang sudah tiga tahun bekerja di Malaysia itu selesai melakukan komunikasi dengan keluarganya di Lombok.
Kejadian ini kemudian beredar luas di media sosial. Kini, pelaku penikaman sudah diamankan oleh pihak kepolisian Malaysia. Sementara itu, pemulangan jenazah masih dalam tahap pengurusan.
Kepala Desa Pendem, Kecamatan Janapria, Hasan Basri, saat dikonfirmasi membenarkan bahwa warganya yang menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini menjadi korban pembunuhan.
Pemdes bersama Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) setempat juga telah mengunjungi rumah duka untuk mendengar penuturan dari pihak keluarga.
“Pengakuan keluarga, almarhum ini seorang mandor di Malaysia dan pelaku selaku operator kato (alat berat) atau anak buah dari korban. Waktu kejadian, almarhum sedang komunikasi bersama pihak keluarga, kejadiannya pada Minggu kemarin saat korban sudah pulang kerja pada pukul 17.00 WITA,” ujar Hasan Basri, dikutip Suarabmi dari Radar Lombok.
Baca juga: Pamer Dapat Rp10 Juta dan Fasilitas Spesial, WNI Hamil di Jepang Bikin Iri!
Beberapa saat sebelum kejadian, korban menghubungi keluarga melalui video call untuk menanyakan kondisi mereka.
Namun, setelah itu, ponsel korban mati. Saat ponsel mati itulah, pelaku diduga menikam korban dari belakang.
“Korban informasinya langsung ditikam dari belakang karena kita lihat almarhum luka di leher sama perut,” terangnya.
Pihak keluarga baru diinformasikan pada hari itu sekitar Maghrib bahwa korban telah meninggal dunia, dan informasi tersebut disampaikan oleh kerabat yang ada di Malaysia.
Baca juga: Hamil Anak Majikan Arab setelah 2 Tahun Bekerja, TKW Ini Dipaksa Pulang dan Tak Dinikahkan
Meski begitu, pihaknya belum dapat menjelaskan secara rinci alasan pelaku nekat menikam anak buahnya sendiri.
“Tapi informasinya penyebab penikaman ini karena dendam lama, karena ada beberapa bulan yang lalu almarhum ini menaruh motor di sekitar parit yang akan dilewati oleh alat berat. Tapi pelaku saat akan menghidupkan alat beratnya, terkendala oleh sepeda motor mandor (korban), kemudian motor almarhum diserepet dan motor korban rusak,” jelas Hasan.
Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa insiden tersebut dipicu oleh masalah tersebut meskipun hubungan antara korban dan pelaku belakangan ini dilaporkan baik-baik saja.
Baca juga: 48 WNI Selamat dari Gempa Vanuatu, Mayoritas ABK Indonesia! Simak Kisah Mereka
“Korban ini informasinya sudah tiga tahun di Malaysia dan saat ini kami sedang proses dokumen untuk pemulangan jenazahnya,” katanya.
Kepala Bidang Penempatan, Perluasan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Lombok Tengah, Supiandi, ketika dikonfirmasi belum bersedia memberikan komentar rinci mengenai kejadian tersebut. Tim dinas masih melakukan penelusuran di rumah duka.
“Tim kami sudah menelusuri keluarga korban untuk mendapatkan informasi. Karena kemungkinan PMI kita (korban) berangkat melalui jalur non-prosedural,” ujar Supiandi.***