Berita

2 Tahun jadi PMI Taiwan Yatun Berubah Status jadi Istri Majikan, yang Dirawat Auto jadi Mertua

×

2 Tahun jadi PMI Taiwan Yatun Berubah Status jadi Istri Majikan, yang Dirawat Auto jadi Mertua

Sebarkan artikel ini

Suarabmi.co.id – Sumaryatun, yang lebih akrab dipanggil Yatun, merupakan seorang perempuan asal Indonesia yang telah mengabdikan dirinya sebagai relawan di Taiwan.

Setelah menyelesaikan masa kerjanya sebagai pekerja migran Indonesia (PMI), Yatun kini fokus membantu sesama pekerja migran, khususnya anak buah kapal (ABK), di pelabuhan Keelung, Taiwan.

Dalam wawancara dengan CNA pada Minggu (8/12), Yatun berbagi kisahnya tentang pengalamannya selama bertahun-tahun di Taiwan.

Baca juga: Wanita Asal Indonesia Tertipu Cinta Jadi Kurir Narkoba di Taiwan, Ujungnya Divonis 16 Tahun Penjara!

Yatun pertama kali tiba di Taiwan pada tahun 2000 dengan status sebagai perawat orang tua. Dua tahun setelah itu, ia menikah dengan majikannya, yang sekarang menjadi suaminya.

Keunikannya, orang tua yang ia rawat dulu kini menjadi mertua bagi Yatun. Bagi Yatun, perbedaan antara menjadi pekerja migran dan seorang ibu rumah tangga yang menikah dengan orang Taiwan tidak terlalu besar.

Menurutnya, satu-satunya perubahan signifikan adalah ruang lingkup pekerjaannya yang lebih fleksibel.

Baca juga: Ratusan Orang Dibalikin ke Kampung Halaman, Pemerintah Mulai Bersih-bersih TKI Ilegal! Makanya Pakai Jalur Resmi Dong

“Kalau dulu jadi PMI perawat orang tua hanya bekerja di rumah saja, kini sebagai pengantin asing bisa pergi ke mana saja bahkan membantu teman-teman yang membutuhkan,” ujar Yatun yang berasal dari Magetan, Jawa Timur, dengan penuh semangat.

Yatun dikenal sebagai pribadi yang sangat empati dan tidak bisa menolak ketika ada yang membutuhkan bantuan.

“Saya orang yang tidak bisa menolak kalau dimintai tolong. Saya bersyukur dengan status saya saat ini, lebih banyak waktu untuk membantu teman-teman PMI, terutama ABK,” ungkapnya.

Baca juga: Cedera Parah dan Gaji Terkuras, Begini Kisah 2 PMI Taiwan yang Berjuang di Pabrik Pengolahan Bebek

Meski kini statusnya sebagai purna pekerja migran, Yatun tetap aktif membantu mereka yang membutuhkan, terutama ABK yang kerap terjebak dalam berbagai masalah kerja.

Salah satu isu yang sering ia bantu adalah para ABK yang di-PHK secara sepihak oleh majikan mereka. Banyak di antaranya bekerja di kapal penangkap cumi dan ikan layur yang dikenal sebagai kapal musiman.

“Saya pernah mengadukan hal ini kepada Direktorat Jenderal Perikanan (FA) dan Depnaker mengenai, tetapi secara aturan ternyata tidak bisa mengubah kondisi ini. Jadi, langkah yang bisa saya lakukan adalah meminta bantuan Sembako dari organisasi dan Depnaker agar para ABK ini tetap tercukupi kebutuhan pangannya,” jelas Yatun, yang juga pernah bekerja di Biro Kesehatan kota Keelung.***

==

Heeee... bukan di copy caranya, di share...

SUWUN