Suarabmi.co.id – Seorang pekerja migran asal Vietnam bermarga Ruan, yang berstatus ilegal di Taiwan, menjadi korban penculikan setelah terlibat dalam sindikat penipuan.
Ruan diduga menjual kartu ATM palsu kepada jaringan penipu, namun sebagian kartu tersebut tidak dapat digunakan. Hal ini memicu kemarahan anggota sindikat lainnya, yang kemudian menculik Ruan dan menuntut tebusan dari istrinya di Vietnam.
Menurut rilis resmi dari Kejaksaan Distrik Taichung yang diumumkan pada Selasa 22 April 2025, Ruan merupakan bagian dari kelompok penipu yang terdiri dari warga Vietnam dan Indonesia.
Dalam jaringan ini, ia bertugas mengumpulkan rekening bank dan kartu ATM untuk digunakan dalam tindak kejahatan.
Baca Juga: Innalillahi, Seorang PMI Meninggal, Mayatnya Ditemukan Tertimbun Material Konstruksi di Taipei
Tindakan Kekerasan dan Permintaan Tebusan
Pada Januari 2025, Ruan diculik oleh anggota sindikat lainnya yang dipimpin oleh seseorang bermarga Xiao.
Ia dibawa dari Distrik Wuri ke wilayah Yilan, di mana ia ditahan secara paksa dan dipukuli menggunakan tongkat.
Para pelaku menuntut tebusan sebesar VND 3,2 miliar dari istri Ruan, disertai ancaman akan membunuh atau mengirimnya ke Kamboja apabila tuntutan tidak dipenuhi. Istri korban akhirnya membayar sejumlah VND 300 juta, dilansir suarabmi.co.id dari RTI.
Baca Juga: Jepang Buka 150 Ribu Lowongan Kerja untuk WNI
Penangkapan Sindikat dan Proses Hukum
Tim khusus yang dipimpin oleh jaksa berhasil menangkap Xiao dan empat tersangka lainnya pada 9 Januari 2025.
Kendaraan yang digunakan dalam aksi penculikan turut disita sebagai barang bukti. Ruan berhasil diselamatkan dalam operasi tersebut.
Meskipun awalnya menjadi korban, Ruan juga dinyatakan sebagai tersangka karena keterlibatannya dalam sindikat penipuan dan statusnya sebagai pekerja migran ilegal.
Ia dituduh melakukan penipuan terhadap tiga warga Taiwan dengan total kerugian mencapai NT$308.000.
Baca Juga: Yusuf PMI Taiwan Hilang Kemampuan Ingat dan Bicara akibat Kecelakaan Kini sedang Berjuang
Ruan Akan Dihadapkan pada Proses Peradilan
Jaksa menyatakan bahwa tindakan Ruan telah menimbulkan kerugian nyata dan melanggar hukum Taiwan.
Oleh karena itu, meskipun telah diselamatkan dari penculikan, ia tetap akan diadili atas tuduhan penipuan dan keimigrasian ilegal sesuai hukum yang berlaku.(*)