Suarabmi.co.id – Maman, seorang pekerja migran asal Jawa Timur berusia 38 tahun, kini tinggal di tempat penampungan milik KDEI di Taoyuan.
Dalam wawancaranya dengan CNA yang dikutip Suarabmi, Maman menjelaskan bahwa dia baru dua bulan bekerja di pabrik panel listrik sebelum diagnosis kanker usus memaksanya untuk berhenti.
Setelah lebih dari delapan bulan menjalani pengobatan, Maman belum diizinkan untuk kembali bekerja.
Baca juga: 2 PMI Taiwan jadi Korban Peramp0kan Disertai Kekerasan, Kejadian Terekam CCTV
Dia menantikan keputusan dari dokter mengenai kapan dia bisa melanjutkan pekerjaan dan mencari peluang baru.
Sementara itu, Kadir, analis ketenagakerjaan di KDEI, menjelaskan bahwa banyak PMI yang menderita penyakit yang sudah ada sebelumnya, bukan akibat kecelakaan kerja.
Dia menekankan pentingnya bernegosiasi dengan majikan agar asuransi kesehatan PMI tetap aktif, sehingga mereka dapat terus berobat.
Baca juga: Joe Chen Resmi Dinikahi Kekasih yang Umurnya 9 Tahun Lebih Muda, Bukti Cinta Tak Terbatas Usia
Kadir juga berencana untuk berbicara langsung dengan PMI yang bersangkutan, untuk mengetahui apakah mereka lebih memilih melanjutkan pengobatan di Taiwan atau pulang ke Indonesia.
Beberapa di antara mereka lebih memilih pulang agar bisa mendapatkan dukungan dari keluarga.
“Pilihan itu sepenuhnya kami hargai,” katanya. Namun, bagi mereka yang ingin tetap di Taiwan, pihaknya akan mencari solusi terbaik, karena sakit bukanlah pilihan bagi siapa pun, baik PMI maupun majikan.
Baca juga: Banjir Parah Melanda Korea Selatan Paksa 1.500 Orang Mengungsi, Seorang Lansia Terseret Arus Deras
Kadir juga berupaya melibatkan Biro Ketenagakerjaan setempat untuk menemukan solusi. Banyak PMI yang mengalami masalah kesehatan akhirnya dirawat di shelter KDEI selama proses pengobatan mereka.
“Kami berusaha menemukan jalan tengah dan tidak menyalahkan pihak mana pun. Kami siap menampung PMI yang membutuhkan perawatan di shelter kami, tetapi kami harus memastikan bahwa kondisi mereka sesuai untuk dirawat. Kami tidak bisa mengatasi masalah ini sendiri, sehingga kerja sama dengan agensi, majikan, dan pihak terkait sangatlah penting, terutama ketika ada PMI yang baru datang dan mengalami penyakit serius,” jelas Kadir.***