Suarabmi.co.id – Dua mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) berinisial H (36) dan S (32) mengalami gangguan jiwa setelah pulang dari Malaysia lima tahun lalu. Mirisnya, mereka kini tinggal di ruang sempit yang terbuat dari kayu dan mirip kandang kambing.
Keluarga terpaksa mengambil langkah ini demi keselamatan H dan S. Mereka dikurung di belakang rumah mereka di Kampung Bendungan, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran, Sukabumi, Jawa Barat.
Kakak beradik ini mengalami gangguan kejiwaan setelah kembali dari Malaysia. Kini, mereka hidup dalam ruangan sempit berukuran sekitar 2 x 1 meter selama hampir lima tahun.
Baca juga: Cinta Bersemi di Tanah Rantau, 35 Pasangan WNI Ikut Nikah Massal di Taiwan
“Ya, keduanya ini adik saya, dan mengalami gangguan jiwa setelah pulang dari Malaysia sekitar lima tahun lalu,” ungkap Rahmat Sangkuy (45), kakak ipar H dan S, kepada awak media di Kampung Bendungan pada Selasa, 15 Oktober 2024.
Rahmat menjelaskan bahwa H pulang lebih dulu setelah mengalami kecelakaan. Sementara itu, S kembali dalam kondisi mental yang sudah terganggu, meskipun belum parah.
Menyadari kondisi keduanya yang mengkhawatirkan dan meresahkan masyarakat, keluarga memutuskan untuk mengurung mereka demi keselamatan.
Baca juga: Perdana! BP2MI Kini Resmi Jadi Kementerian Baru, Wadah Harapan PMI
Keluarga telah melakukan berbagai upaya untuk kesembuhan H dan S, termasuk membawa mereka berobat ke Puskesmas Pabuaran.
Mereka juga mendapatkan kontrol kesehatan setiap tiga bulan dari petugas kesehatan. “Kalau mau berobat, juga suka dikasih oleh Pak Bima. Beli obat setablet dua tablet karena kemampuannya segitu,” tambah Rahmat, dikutip suarabmi.co.id dari Tribunnews.
Kepala Puskesmas Purabaya, dr. Sudira Efendi, menjelaskan bahwa hasil pemeriksaan kesehatan jiwa terhadap H dan S menunjukkan bahwa keduanya cenderung diam.
Baca juga: Tragedi TKI Kepahiang, Ditemukan Meninggal di Atas Kapal di Taiwan
“Hanya saja, S agak atraktif, namun keduanya tidak membahayakan,” jelas Sudira kepada awak media.
Menurut dr. Sudira, keduanya sebenarnya sudah menjalani pengobatan dalam waktu yang lama. “Bila rutin mengonsumsi obat tablet secara oral, mereka cenderung akan lebih tenang,” ujarnya.
Namun, jika obat tidak dikonsumsi, keduanya dapat menjadi agresif karena gejala psikotik yang dialami.***