Suarabmi.co.id – Fitriani, seorang TKI asal Subang, Jawa Barat, berangkat ke Kamboja dengan harapan untuk memperbaiki kehidupan keluarganya.
Namun, perjalanan yang penuh harapan itu berakhir tragis. Ia terjebak dalam jaringan perdagangan manusia setelah seorang pria bernama Wandi menawarkan pekerjaan di restoran halal di Phnom Penh.
Janji gaji besar dan kehidupan yang lebih baik membuat Fitriani, yang hidup bersama ibunya yang sakit-sakitan, tergoda untuk menerima tawaran itu.
Sesampainya di Kamboja, paspor Fitriani disita, komunikasi diputus, dan ia dikurung bersama perempuan lain yang diduga juga korban sindikat perdagangan manusia. Keadaan ini adalah modus umum yang digunakan oleh sindikat TKI ilegal yang beroperasi di wilayah tersebut.
Setelah empat bulan, kondisi Fitriani semakin memburuk. Ia sering pingsan dan tubuhnya lemah. Ketika sadar, ia menemukan luka besar di perutnya, dugaan kuat bahwa ia menjadi korban perdagangan organ.
Kondisi fisiknya yang semakin memburuk memicu penyelamatan oleh relawan migran Indonesia dan kepolisian Kamboja. Setelah diselamatkan, Fitriani kembali ke Indonesia, namun kondisinya masih sangat memprihatinkan.
Dalam pemulihannya, Fitriani mendapat perhatian dari pemerintah daerahnya. Gubernur Jawa Barat dan tim kesehatan daerah setempat turut terlibat dalam proses pemulihan dengan memberikan pengobatan lanjutan dan pendampingan psikologis.
Fitriani juga dirujuk ke rumah sakit terbaik di Bandung untuk memastikan ia mendapatkan perawatan yang optimal.
Kini, Fitriani menjadi saksi kunci dalam pengusutan jaringan sindikat perdagangan manusia lintas negara. Kisahnya memantik perhatian publik dan menyoroti pentingnya perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri.***
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.