Suarabmi.co.id – Seorang gadis berusia 17 tahun asal Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie, Aceh, dilaporkan menjadi korban perdagangan manusia dan kekerasan di Malaysia. Kasus ini viral setelah sebuah video singkat tersebar di media sosial.
Dalam video tersebut, disebutkan bahwa gadis dengan inisial PAF ini diikat dan diperkosa oleh lima pria dalam satu malam.
Diketahui lima pria itu berasal dari Bangladesh, China, India, Jepang, dan Melayu. Tindakan asusila yang dialami oleh korban terjadi di sebuah hotel di Malaysia.
Baca juga: Istri Jauh Jadi TKI, Suami Justru Rampok Toko Emas untuk Nikahi Selingkuhan
Setelah kejadian tersebut, gadis itu diselamatkan oleh komunitas Aceh di Malaysia dan sedang diproses untuk dipulangkan ke Indonesia.
Seorang warga Aceh di Malaysia yang berbicara dalam video tersebut menjelaskan bahwa gadis itu direkrut agen untuk bekerja di Malaysia.
“Umur 17 tahun diajak oleh agen ke Malaysia,” kata pria itu dalam Bahasa Aceh kepada BeritaSatu yang dikutips SuaraBMI.
Pria itu juga menjelaskan bahwa agen tersebut memalsukan dokumen gadis itu agar usianya menjadi 24 tahun, dan membuatkan paspor palsu.
Baca juga: Waspada! COVID-19 dan Flu Menyerang Bersamaan di Taiwan, Dokter Berikan Tips Cegah Penularan
“Dibuat paspor dari umur 17 tahun menjadi 24 tahun dengan dokumen palsu,” ujarnya.
Setibanya di Malaysia, agen itu meminta korban mengaku sudah menikah dan memiliki anak yang sudah meninggal.
Namun, saat di Malaysia, gadis itu tidak diberi pekerjaan sesuai janji. Sebaliknya, dia dijual kepada pria-pria yang tidak bertanggung jawab.
Korban dibawa ke sebuah hotel, diikat, dan diperlakukan dengan sangat buruk oleh lima pria tersebut.
“Lima orang sekaligus,” ujar saksi tersebut.
Baca juga: Istri Jauh Jadi TKI, Suami Justru Rampok Toko Emas untuk Nikahi Selingkuhan
Sekretaris Jenderal Komunitas Tokoh Masyarakat Pidie (Tompi), Muhammad Nur, mengonfirmasi bahwa korban berasal dari salah satu desa di Kecamatan Sakti, Kabupaten Pidie.
Mereka sudah bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Pidie untuk menindaklanjuti kasus ini dan membantu keluarga korban.
“Kasus perdagangan manusia ini adalah kejahatan kemanusiaan yang paling keji dengan sasarannya adalah anak perempuan,” kata Muhammad Nur.
Mereka juga mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum untuk segera menangani kasus ini, mengungkap siapa saja yang terlibat, dan memastikan korban mendapat keadilan.***
Dapatkan informasi terkini setiap hari, bergabunglah dengan saluran WhatsApp SuaraBMI sekarang juga!