Suarabmi.co.id– Hampir enam bulan setelah terjadinya “Reiwa Rice Riots”, harga beras di Jepang terus menunjukkan lonjakan signifikan.
Di beberapa wilayah seperti Saitama, pemilik toko beras melaporkan adanya pasokan yang menumpuk, namun harga tetap tidak terkendali.
Seorang warga Indonesia yang tinggal di Okubo juga menegaskan bahwa harga beras di sana masih tetap di atas ¥3.000, bahkan ada yang mencapai ¥4.185 per 5 kg.
Harga Beras Mencapai Titik Tertinggi, Pemerintah Mengambil Langkah Stabilkan Pasokan
Harga beras di Jepang telah mengalami kenaikan drastis sejak peristiwa kerusuhan beras pada akhir tahun lalu. Sebelumnya, harga beras 5 kg hanya sekitar ¥2.000, namun kini melambung hingga mencapai ¥4.185, suatu kenaikan yang cukup tajam bagi konsumen, dikutip suarabmi.co.id dari Yahoo Japan yang diunggah ulang Instagram @japanesestation.
Sebagai langkah untuk menstabilkan harga, pemerintah Jepang merencanakan pelepasan stok cadangan beras dari gudang-gudang penyimpanan. Langkah ini diambil untuk mengatasi kelangkaan pasokan dan menjaga kestabilan harga beras di pasar.
Baca Juga: Imbas dari “Neraka Bocor” di Jepang, 6 Orang Meninggal Ribuan Lainnya Terdampak
Spekulasi Tentang Hilangnya 210.000 Ton Beras dari Jalur Distribusi Utama
Kenaikan harga beras ini semakin diperparah oleh dugaan hilangnya sekitar 210.000 ton beras dari jalur distribusi utama di Jepang. Beberapa spekulasi muncul, dengan dugaan bahwa beras tersebut mungkin ditimbun oleh pedagang atau bahkan diekspor ke luar negeri.
Beberapa petani yang diwawancarai mengonfirmasi bahwa mereka menerima banyak permintaan untuk beras dari pihak luar jalur distribusi resmi, yang semakin memperburuk kelangkaan pasokan dalam negeri.
Pendapat Berbeda Mengenai Dampak Pelepasan Stok Cadangan Beras
Para ahli berbeda pendapat mengenai apakah pelepasan stok cadangan beras oleh pemerintah akan benar-benar dapat menurunkan harga secara signifikan.
Sebagian pihak percaya bahwa harga beras tidak akan banyak berubah karena pedagang besar masih menahan stok mereka, sehingga pelepasan cadangan beras tidak akan cukup untuk mengatasi permintaan yang terus meningkat.
Di sisi lain, ada juga yang optimis bahwa pelepasan yang dilakukan secara besar-besaran akan mampu menurunkan harga dan meredakan krisis pasokan beras.
Baca Juga: Yang Berada di Jepang Hati-hati dengan Serangan Shimoyake, Kulitmu Bisa Rusak Seperti Ini
Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Harga Beras ke Depan
Selain faktor distribusi dan stok yang terbatas, beberapa ahli juga mengingatkan tentang faktor eksternal yang dapat memengaruhi harga beras di masa depan.
Salah satunya adalah meningkatnya permintaan beras karena acara besar seperti Osaka-Kansai Expo yang diperkirakan akan menarik banyak pengunjung internasional. Peningkatan permintaan ini diprediksi akan memberikan tekanan lebih lanjut pada pasokan beras di pasar domestik.
Seiring dengan meningkatnya harga beras, masyarakat Jepang terus berharap agar langkah pemerintah dalam melepas stok cadangan dapat memberikan dampak positif.
Namun, ketidakpastian mengenai stok yang ditahan oleh pedagang besar dan faktor-faktor eksternal lainnya masih menjadi tantangan besar dalam menurunkan harga beras ke level yang lebih wajar.
Sementara itu, bagi banyak konsumen, terutama di daerah-daerah seperti Okubo, harga beras yang terus melonjak menjadi beban yang semakin berat.***
Ikuti Berita Terbaru dan Pilihan Kami
Dapatkan update berita langsung melalui aplikasi WhatsApp dengan bergabung di Suarabmi.co.id WhatsApp Channel. Pastikan kamu telah menginstal aplikasi WhatsApp untuk mendapatkan informasi terkini.