Suarabmi.co.id – Jenazah Sri Erni Juniarti (42), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, yang meninggal di Suriah, akan segera dipulangkan ke Indonesia.
Keluarga di kampung halaman telah menerima informasi bahwa jenazah Sri akan diterbangkan dari Suriah dan diperkirakan tiba di tanah air malam ini sekitar pukul 22.15 WIB.
“Alhamdulillah, jenazah almarhumah Sri Erni dapat dipulangkan dari Suriah. Insya Allah, pemulangan dijadwalkan tiba hari ini pukul 22.15 WIB,” ujar Bambang Permadi (34), keponakan almarhumah, kepada detikJabar, dikutip suarabmi.co.id dari Detik, pada Jumat 25 Oktober 2024.
Bambang menambahkan bahwa informasi tersebut diterima langsung dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus, serta dari kerabat lain yang mendapatkan kabar dari Kementerian Tenaga Kerja.
“Kami terus berkomunikasi dengan KBRI Damaskus yang selalu memberi kabar kepada kami di tanah air,” tambahnya.
Keluarga juga menceritakan pengalaman pahit yang dialami Sri Erni selama bekerja di Suriah. Dengan air mata, Jamilah, yang mengasuh anak-anak Sri, mengisahkan bahwa Erni pernah mengalami perlakuan tidak baik dari majikannya.
“Setelah telepon terakhirnya, beberapa bulan kemudian dia menghubungi lagi dan berkata, ‘Doakan saya, mbak. Saya sering disiksa oleh majikan. Yang perempuan galak, yang laki-laki tidak. Makan juga sedikit sekali,’” jelas Jamilah dengan suara bergetar.
Baca juga: TKW di Suriah ini Dinyatakan Meninggal Pasca Jatuh dan Pendarahan Otak, Keluarga Tak Yakin
Untuk prosesi pemakaman, keluarga berencana untuk memakamkan Sri Erni pada hari Sabtu 26 Oktober 2024.
“Insya Allah, kami akan melakukan pemakaman di Tempat Pemakaman Umum di wilayah Desa Cimaja,” ujarnya.
Sri Erni dilaporkan meninggal dunia di Suriah setelah berangkat ke negara tersebut pada tahun 2022. Ia baru menghubungi keluarganya delapan bulan setelah keberangkatannya. Sri meninggalkan seorang suami dan tiga anak.
“Dia berangkat tahun 2022, namun saya kurang tahu tanggal pastinya. Dia tidak berpamitan dengan keluarga besar, hanya dengan keluarga ibunya. Saya baru mengetahui keberadaannya di Suriah setelah setahun,” ungkap Bambang.***