Kabar BMI

TKW di Suriah ini Dinyatakan Meninggal Pasca Jatuh dan Pendarahan Otak, Keluarga Tak Yakin

×

TKW di Suriah ini Dinyatakan Meninggal Pasca Jatuh dan Pendarahan Otak, Keluarga Tak Yakin

Sebarkan artikel ini

Suarabmi.co.id – Kabar duka datang dari Kampung Cimaja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, di mana Sri Erni Juniarti, seorang pekerja migran berusia 40 tahun, dilaporkan meninggal dunia di Suriah.

Menurut informasi, dia mengalami pendarahan di otak akibat terjatuh di tempat kerjanya.

Keluarga menerima berita tersebut dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus. “Sri meninggal pada 19 September 2024,” kata keponakan korban, Bambang Permadi, saat ditemui di rumah duka di Desa Cimaja pada hari Sabtu, dikutip Suarabmi dari Antara.

Baca juga: Ketakutan Dikejar-kejar, Pekerja Migran Ilegal Lompat Pagar dan Tinggalkan Motor di Jalan Tol

Saat ini, jenazah Sri masih berada di rumah sakit di Suriah, dan keluarga belum mendapatkan kepastian mengenai waktu pemulangan jenazah ke Indonesia. Proses administrasi pemulangan masih diurus oleh pihak KBRI.

Bambang menjelaskan bahwa Sri berangkat ke Suriah pada tahun 2022 tanpa memberi tahu tanggal pasti, hanya berpamitan kepada ibunya.

Dia baru menghubungi keluarga setelah delapan bulan bekerja di negara tersebut.

Baca juga: TKW Malaysia Asal Sumut ini Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Kost Pasca 3 Hari Hilang Kabar

Bambang juga menyatakan keraguannya terhadap laporan mengenai kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian bibinya.

Kerabat lain, Jamilah (60), menganggap Sri sebagai anaknya sendiri karena mereka telah bersama sejak kecil.

Saat mendengar kabar duka, Jamilah merasakan kesedihan mendalam, terutama karena jenazah belum kembali.

Baca juga: WNI di Malaysia Mengalami Luka Serius setelah Diterjang Kekasihnya

Sri telah mendapat dukungan dari suami dan ketiga anaknya saat memutuskan untuk bekerja di Suriah demi meningkatkan perekonomian keluarga.Sebelumnya, dia pernah bekerja di Arab Saudi dari tahun 2010 hingga 2012.

Setelah kembali, Sri bekerja di pabrik selama enam tahun, tetapi kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19, sehingga dia terpaksa bekerja serabutan untuk membantu suaminya.

“Sri tinggal bersama saya sejak kecil dan beberapa bulan sebelum berangkat, dia menitipkan anak-anaknya di rumah saya,” jelas Jamilah.

Dia berharap jenazah Sri dapat segera dipulangkan dan hak-haknya, termasuk upah dan asuransi, dapat diperoleh untuk mendukung pendidikan anak-anaknya.***