Suarabmi.co.id – Dalam suasana penuh kesedihan, Jamilah yang berusia 60 tahun tidak dapat menahan tangisnya ketika mengenang Sri Erni Juniarti, adik misannya yang sudah dianggap sebagai anak sendiri.
Sri Erni dikabarkan meninggal di Suriah saat menjalankan tugas di rumah majikannya.
Dalam perbincangan dengan detikJabar di kediamannya di Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jamilah menceritakan bahwa anak-anak Erni sempat menyembunyikan kabar kematian serta dugaan penyiksaan yang dialami oleh Erni.
Baca juga: TKW di Suriah ini Dinyatakan Meninggal Pasca Jatuh dan Pendarahan Otak, Keluarga Tak Yakin
“Mereka khawatir saya akan tertekan. Bagi saya, Erni seperti anak saya sendiri,” ungkap Jamilah, dikutip suarabmi.co.id dari Detik Jabar.
Erni berangkat ke Suriah pada tahun 2022. Sejak keberangkatannya, ia baru mengabari keluarga delapan bulan kemudian. Erni meninggalkan seorang suami dan tiga orang anak.
“Saya tidak tahu pasti tanggal dan bulannya, karena dia tidak pamitan kepada kami, hanya kepada keluarga ibunya. Saya baru tahu bahwa dia ada di Suriah setelah setahun keberangkatannya,” kata Bambang Permadi (34), keponakan Erni.
Baca juga: Ketakutan Dikejar-kejar, Pekerja Migran Ilegal Lompat Pagar dan Tinggalkan Motor di Jalan Tol
Dengan air mata yang mengalir, Jamilah mengisahkan bahwa Erni telah bersamanya sejak kecil. Setelah menikah, Erni memiliki empat anak yang semuanya dirawat oleh Jamilah.
“Ada empat anaknya, tapi yang tertua pernah sakit. Saya terpaksa menjual perhiasan senilai Rp 3 juta untuk membayar biaya pengobatan yang tertunggak, namun sayangnya, dia meninggal di rumah sakit. Kini tinggal tiga anaknya,” jelas Jamilah sambil menyeka air matanya.
Suara Jamilah berubah ketika ia menceritakan penderitaan yang dialami Erni di tangan majikannya. Erni pernah bercerita bahwa dia sering disakiti dan mendapatkan jatah makanan yang sangat minim.
Baca juga: TKW Malaysia Asal Sumut ini Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Kost Pasca 3 Hari Hilang Kabar
“Setelah telepon terakhirnya, beberapa bulan kemudian dia menghubungi lagi dan berkata, ‘Doakan saya, mbak. Saya sering disiksa oleh majikan. Yang perempuan galak, yang laki-laki tidak. Makan juga sedikit sekali,’” kata Jamilah dengan suara bergetar.
Kini, Jamilah berharap agar pemerintah segera memulangkan jenazah Erni dan memastikan semua haknya sebagai pekerja migran terpenuhi.
“Saya sangat ingin agar jenazahnya cepat kembali ke kampung halaman untuk dimakamkan. Selain itu, semua hak-hak almarhumah selama bekerja juga harus diberikan kepada anak-anaknya di sini,” tuturnya.
Sri Erni Juniarti, warga Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, dilaporkan meninggal di Suriah, dan keluarga berharap agar jasadnya dapat segera dipulangkan.***