Suarabmi.co.id – Sebuah kasus tragis yang melibatkan seorang pekerja muda berusia 17 tahun di McDonald’s Taiwan, yang meninggal dunia setelah diduga mengalami perlakuan tidak menyenangkan oleh atasannya, kini menjadi perhatian publik.
Kasus ini memicu keprihatinan setelah ibu korban berbagi cerita tentang apa yang dialami anaknya di media sosial.
Gadis berusia 17 tahun tersebut bekerja di McDonald’s dan diduga mengalami pelecehan oleh atasannya.
Baca juga: Kisah Tragis TKI Asal Aceh Jadi Korban Kekerasan Seksual di Malaysia, Digilir 5 Pelaku
Atasan tersebut memanfaatkan posisinya untuk memaksakan pengaturan jadwal kerja yang sangat memberatkan, yang akhirnya membuat korban merasa stres dan memutuskan untuk mengundurkan diri.
Meski sudah keluar dari pekerjaan, korban tetap merasa tertekan dan mengalami masalah psikologis yang berat, yang akhirnya menyebabkan dia memilih untuk mengakhiri hidupnya.
Dilansir Surabmi dari laporan RTI, ibu korban melalui media sosial menceritakan bahwa anaknya terpaksa bertahan meskipun mengalami kekerasan di tempat kerja karena membutuhkan pekerjaan tersebut.
Akibatnya, dia merasa stres dan menderita depresi, namun tetap berusaha mencari bantuan medis secara diam-diam.
Baca juga: Meninggal Mendadak di Tempat Kerja, Jenazah PMI Malaysia Tiba di Lombok Hari ini
Setelah mengundurkan diri, korban melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang dan menyampaikan pengaduan kepada McDonald’s.
Meskipun perusahaan telah mengambil langkah untuk memecat atasan yang bersangkutan pada bulan Mei 2024 setelah dilakukan penyelidikan internal, tekanan yang dialami korban tetap mengganggu kesehatan mentalnya.
Akhirnya, korban memilih untuk mengakhiri hidupnya. Ibu korban menyatakan kekecewaannya, merasa bahwa anaknya tidak sempat melihat keadilan yang ia harapkan.
Ia juga mempertanyakan apakah sistem hukum bisa memberikan keadilan yang tepat.
Baca juga: PMI Terjebak PJTKI Ilegal dan Sakit di Malaysia, Desa Asal Siap Bantu Pemulangan dan Pengobatan!
McDonald’s menyampaikan permohonan maaf yang mendalam atas kejadian ini dan menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban.
Perusahaan tersebut menegaskan bahwa setelah menerima pengaduan pada Maret 2024, mereka segera membentuk tim investigasi yang melibatkan pihak eksternal dan bekerja sama dengan pihak berwenang.
Pelaku kemudian dipecat sesuai dengan kebijakan perusahaan yang tidak mentolerir kekerasan di tempat kerja.
Menurut laporan media, gadis tersebut melapor ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak pada Maret, dan kasusnya ditangani oleh Kantor Polisi Distrik Shilin.
Kasus ini kemudian diserahkan kepada Kejaksaan Distrik Shilin pada bulan Mei untuk investigasi lebih lanjut.
Meskipun pelaku sudah dipecat, tekanan yang dialami korban terus berlanjut, dan pada Oktober 2024, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.
Jaksa memastikan bahwa penyelidikan masih berlangsung dan kasus ini akan terus dipantau.***
Dapatkan informasi terkini setiap hari, bergabunglah dengan saluran WhatsApp SuaraBMI sekarang juga!