Suarabmi.co.id – Sebuah video yang viral menunjukkan seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat, NTB.
TKW tersebut bernama Khaeratun, berusia 38 tahun. Dalam video itu, ia meminta bantuan untuk dipulangkan dari Suriah. Ia mengungkapkan kondisi mencekam yang dialaminya di tengah konflik perang.
Dalam video yang tersebar luas, Khaeratun menceritakan bahwa ia ditinggalkan oleh majikannya yang melarikan diri untuk mengungsi. Ia terkunci di rumah majikan, mendengarkan suara bom dan tembakan hampir setiap malam.
Baca juga: Diduga Palsukan Dokumen Kerja, Imigrasi Selidiki 3 WNA China
“Aku setiap malam dengar bunyi bom, jadinya aku takut. Majikanku pergi ngungsi, aku tidak dibawa. Aku tinggal di rumah,” kata Khaeratun dalam video tersebut.
Selain itu, Khaeratun mengaku sudah beberapa bulan tidak menerima gaji dari majikannya. Ia kemudian memberikan informasi lokasi keberadaannya kepada Koordinator Media Putra Bhayangkara NTB, yang terus berkomunikasi dengannya.
Melalui video itu, Khaeratun menyampaikan permohonan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto. Ia berharap segera dipulangkan ke Indonesia.
“Saya warga Indonesia yang sedang bekerja di Suriah. Pak Presiden, saya memohon bantuan bapak. Saya ingin pulang,” ucapnya.
Baca juga: 15 Tahun Merantau, PMI Malaysia ini Pulang Tanpa Ringgit Gara-gara Terjerat JudOl dan Hutang
Menanggapi hal ini, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB, I Gede Putu Aryadi, mengaku belum menerima laporan terkait kasus tersebut.
Ia menyarankan agar masalah ini dilaporkan langsung kepada Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), yang menangani persoalan WNI di luar negeri.
“Kalau ini saya tidak tahu. Kalau mereka ada masalah tinggal lapor ke Kemenlu di sana (Suriah) kan. Tapi kenapa bisa membuat video di situasi yang sedang genting?” ujar Aryadi, dikutip Suarabmi dari Radar Lombok.
Aryadi juga menjelaskan bahwa Suriah bukan negara penempatan resmi untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Baca juga: Pekerja Migran Tembak Anjing Sampai Mati, Langsung Digelandang Polisi Usai Terungkap Kekejamannya!
Meski begitu, ia menyebut ada lima warga NTB yang bekerja di Suriah dan meminta dipulangkan. Mereka berasal dari Dompu, Bima, Sumbawa, dan Lombok Tengah.
“Kalau memang ada yang dipulangkan oleh Kemenlu, ya kita fasilitasi. Setelah sampai di NTB, nanti kita urus lebih lanjut, termasuk siapa yang memberangkatkan mereka,” tambahnya.
Aryadi juga mengungkapkan bahwa PMI di Suriah sering diberangkatkan melalui jalur tidak resmi.
Mereka awalnya dijanjikan pekerjaan di negara lain, seperti Dubai. Namun, setelah beberapa bulan, mereka dipindahkan ke Suriah.
Baca juga: Kecelakaan Mengerikan di Taoyuan, Pekerja Tewas Tersengat Listrik Saat Bekerja!
“Modus seperti ini sering terjadi. Biasanya mereka direkrut oleh calo di Pulau Jawa, diberangkatkan bukan sebagai pekerja, tetapi sebagai pelancong. Setelah itu, mereka ditempatkan di negara konflik seperti Suriah,” jelas Aryadi.
Sebelumnya, ada 10 PMI yang lebih dulu dipulangkan dari Suriah dengan kondisi serupa. Mereka sulit dilacak karena berangkat melalui jalur tidak resmi. “Kalau kemarin rata-rata direkrut oleh calo,” ujarnya.
Pemerintah daerah NTB berjanji mendukung kepulangan PMI ini. Mereka akan memfasilitasi kebutuhan setelah tiba di tanah air.
Aryadi juga menekankan pentingnya koordinasi dengan pihak terkait agar kasus serupa tidak terulang lagi.***
Dapatkan informasi terkini setiap hari, bergabunglah dengan saluran WhatsApp SuaraBMI sekarang juga!