Suarabmi.co.id – Menjadi seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) sering kali dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah. Titi Tilah, seorang TKW di Taiwan, mengalami kisah pilu dalam menjalani tugasnya. Selama 10 tahun terakhir, ia merawat majikan laki-laki yang mengalami cacat fisik akibat kecelakaan.
Titi tidak hanya bertanggung jawab atas perawatan fisik majikannya, tetapi juga mengurus seluruh urusan rumah tangga keluarga tersebut
Ia aktif membagikan kesehariannya melalui kanal YouTube,Titi sering kali menunjukkan bagaimana ia harus membantu majikannya dari pagi hingga pergi bekerja, serta menjaga agar sang majikan tidak terlambat.
Baca juga: Tengku Firmansyah jadi TKI di Kanada, Dulu Artis Kini jadi Tukang Besi
Namun, di balik pengabdiannya, Titi Tilah juga menghadapi cemoohan dan fitnah dari warganet. Karena menjaga majikan laki-laki. Bahkan, dalam kolom komentar di channel YouTube pribadinya tak jarang ia mendapatkan komentar pedas.
Ia dianggap melakukan pekerjaan yang tidak pantas dan bahkan mendapatkan gaji haram.
“Dan sekarang pun banyak komentar-komentar yang pedas. Seperti ‘bukan muhrim, haram menjaga seorang laki-laki, kasihan anaknya dikasih uang haram,’ kayak gitu,” tutur Titi Tilah.
“Terus kalau haramnya itu dari mana? Saya di sini juga nggak menjual diri gitu,” ucap Titi Tilah dengan suara yang sedikit bergetar.
Baca juga: Ternyata Kurir Obat Terlarang, Begini Kronologi Hilangnya TKI Revi Cahya Sulihatun
“Saya bekerja dengan keras, membantu orang yang membutuhkan bantuan, dan digaji karena upaya saya,” ungkap Titi, merespon kritik yang ia terima.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan hujatan, Titi Tilah tetap bertahan untuk mengangkat derajat kedua anaknya di Indonesia, meskipun ia hanya memiliki pendidikan SMP.
Bagi Titi, menjadi TKW adalah pilihan untuk mencari nafkah dan memastikan masa depan anak-anaknya di kampung halaman.
Kisah perjuangan Titi Tilah menggambarkan betapa tidak mudahnya menjadi seorang TKW di luar negeri, dihadapkan pada berbagai keterbatasan dan penilaian masyarakat yang kadang tidak adil.***