Kabar BMI

Pamit jadi TKI Ternyata Korban Penyekapan di Myanmar, SA Sebut ada 15 WNI Bernasib Sama

×

Pamit jadi TKI Ternyata Korban Penyekapan di Myanmar, SA Sebut ada 15 WNI Bernasib Sama

Sebarkan artikel ini

Suarabmi.co.idKorban penyekapan di Myanmar berinisial SA (27) ternyata tidak sendirian, ia menyebutkan terdapat 15 Warga Negara Indonesia (WNI) yang bernasib sama dengan dirinya.

Kasus ini berawal dari SA yang diajak temannya, Risky menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Thailand dengan gaji sebesar 10.000 dolar AS atau Rp150 juta. SA bersama Risky berangkat pada 11 Juli 2024.

Sesampainya di Bangkok, Thailand, SA bersama Risky dan empat orang keturunan India lainnya menaiki satu mobil.

Baca juga: 5 TKW Singapura Didakwa Melakukan Perkelahian di Dekat Stasiun MRT Paya Lebar

Namun di pertengahan perjalanan, SA berpisah dengan Risky lantaran akan diberangkatkan ke Myanmar lalu disekap.

Menurut keterangan, SA tidak hanya disiksa dan disekap, agar bisa pulang dengan selamat maka keluarga SA harus membayar tebusan sebesar Rp478 juta.

“Di sini ada 15 orang Indonesia kok, jadi kemungkinan besar untuk potensi lepas besar, saya yakin,” ujar SA melalui pesan yang disampaikan kepada keluarganya di Jakarta.

Baca juga: 8 Bulan Hilang, Tubuh Ibu Guru Asal Malaysia Ditemukan Ini Minus Kepala dan Tangan

SA menilai dengan banyak orang maka potensi untuk dibebaskan menjadi lebih besar karena dia tidak sendirian.

Senada, sepupu SA bernama Yohanna (35) mengonfirmasi bahwa pernyataan SA benar, dikutip suarabmi.co.id dari Antara News.

“Dia bilang WNI ada 15 orang sama dia, makanya dia sempat telepon waktu itu,” kata Yohanna di Mabes Polri.

Tapi, Yohanna tidak bisa menjelaskan lebih jauh terkait kondisi WNI lainnya.

Baca juga: Yang di Jepang Harap Waspada, Peringatan Gempa Dahsyat Palung Nankai Masih Berlaku

Dihubungi terpisah, Diplomat Muda Direktorat Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri, Rina Komaria mengakui adanya keterbatasan akses dalam upaya menyelamatkan WNI yang disekap.

Terlebih, diketahui juga adanya kompleksitas situasi di wilayah konflik yang terjadi di Myanmar.

“Pemerintah Indonesia melalui KBRI Yangon terus mengupayakan agar WNI yang berada di wilayah sana bisa keluar dengan selamat,” ujar Rina. Disebutkan Myanmar itu terbilang sulit karena dikuasai kelompok bersenjata.

Keluarga pun telah melaporkan kejadian ini ke Kementerian Luar Negeri, Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), hingga Polda Metro Jaya untuk menemukan titik terang.***