Suarabmi.co.id – Seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) mendadak menjadi sorotan publik setelah video dirinya beredar di media sosial.
Wanita ini dikabarkan telah bekerja di Arab Saudi selama hampir 17 tahun, dan kedatangannya kembali ke kampung halaman langsung menarik perhatian keluarga dan tetangga sekitar.
Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun TikTok @gagalmancung29, TKW tersebut terlihat sedang memegang handphone dan berkomunikasi menggunakan bahasa Arab.
Baca juga: Astagfirullah!20 WNI Terancam Hukuman Mati di Malaysia, Inilah Penyebabnya
Suaranya yang fasih berbahasa Arab membuat banyak orang di sekitar terkejut dan terkesan. Meskipun demikian, ia tetap mampu berkomunikasi dengan lancar dalam bahasa Indonesia.
Namun, penampilannya yang fasih berbahasa Arab memicu komentar dari publik. Beberapa netizen merasa ada yang aneh dengan kejadian ini.
Salah seorang pengguna bahkan menulis, “mm aku aja 20 lebih di Dubai Masi lancar bahasa indonesia dan bahasa daerah nya,”
Sementara yang lain berkomentar dengan nada guyonan, “Lah gua pulang dari Japan 50 aja lupah bahasa Jawa.krna aku org indo”
Fenomena Serupa juga banyak ditemukan pada TKW lainnya yang bekerja di Arab Saudi dalam waktu lama.
Banyak di antara mereka yang awalnya tidak fasih berbahasa Arab, namun seiring berjalannya waktu, kemampuan bahasa mereka berkembang pesat karena berinteraksi dengan majikan atau rekan kerja yang menggunakan bahasa Arab.
Keahlian ini sering kali menjadi kebutuhan untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang mayoritas menggunakan bahasa tersebut.
Baca juga: Hai Para PMI yang Budiman, Hati-hati ya jika Dititipin Barang Ini Ada Modus Kejahatan Versi Terbaru
Penting untuk diingat, kemampuan bahasa ini biasanya berfungsi untuk kebutuhan komunikasi sehari-hari di tempat kerja dan tidak selalu berarti perubahan budaya yang mendalam. TKW yang kembali ke tanah air tetap mempertahankan bahasa dan identitas budaya mereka.
Disclaimer: Artikel ini didasarkan pada laporan media sosial dan pengalaman yang dibagikan oleh individu. Keakuratan informasi yang disampaikan bergantung pada pengalaman subjektif masing-masing individu dan dapat bervariasi.***