Suarabmi.co.id – Bermimpi untuk mengubah nasib lewat bekerja di luar negeri seringkali membuat banyak orang rela mengorbankan uang yang tak sedikit.
Namun, harapan manis seringkali berujung pada kenyataan pahit. Itulah yang dialami oleh seorang pemuda yang terjebak dalam janji manis bekerja di Korea melalui jalur yang tidak resmi, yang dikenal dengan nama P to P fishing.
Jalur P to P fishing ini adalah program kerja sama antara perusahaan swasta dan HRD Korea yang disalurkan melalui agen di Korea.
Baca juga: Tinggalkan Kemewahan Pasca 13 Tahun Kerja, Eks TKW Arab Pilih Tinggali Gubuk di Hutan
Berbeda dengan program resmi G to G (Government to Government) yang ketat dan memerlukan berbagai tes, P to P memberikan kemudahan, salah satunya tidak mewajibkan calon pekerja mengikuti serangkaian ujian.
Inilah yang membuat banyak orang tergoda meskipun risikonya tinggi. Salah satunya adalah temannya Hartono, yang mengungkapkan kisah tragis temannya yang menghabiskan uang hingga Rp300 juta untuk dapat bekerja di Korea.
Dengan biaya yang begitu besar, pemuda ini berharap bisa mengubah nasibnya. Namun kenyataannya, setelah tiba di Korea, dia justru ditempatkan di kapal nelayan yang sering berlayar jauh dari daratan.
Baca juga: Tragedi Mevi Novitasari, PMI yang Tewas di Hong Kong! Pelakunya Pria Beristri Asal Inggris
Pekerjaan yang sangat berat dan kehidupan yang serba terbatas membuatnya merasa tidak nyaman. Meskipun sudah menghabiskan banyak uang, hidup yang dia impikan tak kunjung terwujud.
“Masnya sudah pasrah, yang penting Rp300 juta itu bisa buat kerja di Korea. Setelah sampai di Daegu, ternyata masnya malah kabur,” kata Hartono, dikutip Suarabmi dari kanal YouTube Hartono Ajc.
Setelah kabur dari kapal, pemuda ini mencoba bertahan hidup dengan bekerja serabutan, salah satunya sebagai tukang bangunan di sebuah kuil. Namun malang tak dapat ditolak, saat bekerja di kuil tersebut ia mengalami kecelakaan yang mengakibatkan jari tangannya terpotong.
Baca juga: Astaghfirullah, PMI Arab Terjun dari Lantai Rumah Sakit Pasca Selamat Tenggak Cairan Pembersih
Hartono menceritakan bahwa pemuda itu harus menjalani beberapa kali operasi setelah dibawa ke rumah sakit di Daegu. Beruntung, pihak kuil yang mempekerjakannya bersedia menanggung biaya pengobatannya.
Keputusan pemuda ini untuk mengeluarkan uang sebanyak itu berawal dari kisah tetangganya yang sukses setelah bekerja di luar negeri.
Dalam waktu 1,5 tahun, tetangganya tersebut mampu membangun rumah dan terlihat berhasil secara finansial. Terinspirasi oleh kisah itu, ia pun berharap bisa mengulang keberhasilan yang sama.
Baca juga: Ngerinya Tawuran TKI di Jepang, 1 Tewas, 3 Terluka! Begini Kronologinya
Ia memutuskan untuk membayar uang sebesar Rp300 juta tanpa mempertimbangkan jaminan atau sertifikat lainnya. Namun, apa yang dia dapatkan malah jauh dari yang diharapkan.
Mimpi yang ia kejar justru berubah menjadi beban berat yang sulit untuk diatasi. Walaupun sudah menghabiskan banyak uang, kesejahteraan yang diidamkan tak kunjung datang.
Sebaliknya, dia malah menghadapi kenyataan pahit yang mengubah hidupnya.***